KONTEKS.CO.ID – Deris Nagara atau pemilik nama lengkap Muhamad Rizki Nugraha Darma Nagara, menceritakan kisahnya sebagai mahasiswa Indonesia pertama yang jadi Presiden BEM Columbia University, Amerika Serikat.
“Sekarang aku menjadi seorang Presiden BEM Columbia University, Amerika Serikat. Alhamdulillahnya jadi presiden pertama dari Indonesia. Alhamdulillah aku bersyukur mendapat amanah untuk menjadi Presiden BEM Columbia University,” katanya dalam video Youtube pertamanya yang dikutip pada Jumat, 3 Februari 2023.
Dalam Youtubenya itu, Deris Nagara kemudian menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat, dan bisa sampai ke New York, Amerika Serikat.
“Karena banyak banget yang nanya ke aku dari Ciamis Jawa Barat, gimana sih tiba-tiba ada di New York. Bagaimana perjalanan hidupnya, sampai mendapat beasiswa LPDP Kemkeu,” katanya.
Deris Nagara mengatakan, semua berawal pada tahun 2013, saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Dia sekolah di SMAN 2 Ciamis, Jawa Barat.
Meski bukan keluarga kaya, tapi Deris menyampaikan kalau dio berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya adalah seorang PNS dan mamanya adalah ibu rumah tangga yang juga berbisnis. Membuka butik dan toko di rumah.
Deris adalah anak bontot dengan empat orang kakak. Dia menempuh pendidikan dasar di SD Janggala, dan lanjut ke SMP 2 Ciamis. Dia sempat tepilih dalam program pertukaran pelajar ke Australia saat SMA.
“Di sana aku sekolah di Patterson River Secondary College. Alhamdulillah orang Ciamis bisa sekolah di sana,” katanya.
Menurut Deris, sejak SMA dia sudah aktif dalam sejumlah organisasi dengan beberapa bahasa. Mulai dari Biology Club, Mandarin Club, Japanese Club, dan English Club dan Scientific Research Club.
Dia juga gemar dan telah berlatih teater, karawitan, rampak kendang saat sejak SMP. Semua terus dia pelajari hingga SMA dengan menambah kemampuan pada bidang seni tari, vocal dan solo grup dan solo violin.
Selain itu, Deris Nagar aktif dalam organisasi kepemudaan. Dia juga terpilih sebagai Jaja Ciamis pada tahun 2015. Menurutnya setelah pulang dari Australia pada 2013, dia aktif pada organisasi kepemudaan dan budaya, dan kemudian mengikuti ajang Mojang Ciamis.
“Itu cikal bakal aku langsung terjun ke masyarakat,” katanya.
Deris menjadi mahasiswa di Columbia University melalui program beasiswa LDPD Kemekeu. Pada 2021, dia juga pernah menerima penghargaan sebagai Pemuda Inspiratif Indonesia 2021 dari Kemenpora.
Pada tahun 2022 nya, Deris kembali mendapat penghargaan dari Kemenpora RI sebagai Pemuda Hebat. Bukan waktu yang singkat. Deris berkiprah dalam pemberdayaan pemuda. Dan itu di lakukan sejak 10 tahun lalu.
“Saya salah seorang awardee LPDP 2022. Jusuran yang aku ambil sekarang Master of Public Policy and Administration (MPA). Dengan konsentrasi Ecomic and Political Development. Dan ini adalah video pertamaku. Welcome to My Youtube Channel,” kata Deris Nagara, seperti dikutip pada Jumat, 3 Februari 2023.
“Pada video kali ini, aku ingin berbagi kisah perjalanan dan perjuangan dalam hidupku. Aku harap bisa memberikan inspirasi dan motivasi kepada teman-teman semua,” ujarnya lagi.
Melalui unggahan Instagram, Deris memang selalu membagikan kegiatannya, juga sebagai wakil Indonesia dan Columbia University dalam ECOSOC Partnership Forum 2023. Berlangsung di Markas Besar PBB.
Dengan wajah tampan yang kerap disebut ‘oppa Korea’ memang membuat Deris makin jadi sorotan.
Deris memang mampu berbicara dalam berbagai bahasa. Memiliki kemampuan vokal yang mumpuni. Dia bahkan sempat jadi Jajaka Ciamis. Tugasnya mempromosikan sektor pariwisata kotanya.
Deris aktif mengikuti berbagai forum diskusi internasional. Dan dia pernah menerima sejumlah penghargaan. Seperti di ASEAN-Korea Summit 2020, delegasi panggilan terhormat di ASEAN-Korea Political Security Forum 2021.
“Alhamdulillah pada tanggal 31 Januari 2023, sangat bersyukur dan bangga bisa mewakili @paguyubanmokaciamis dan @columbia @columbia.sipa di Markas Besar PBB dalam acara ECOSOC Partnership Forum 2023 untuk membahas Kemitraan Komunitas Lokal dan Pemuda Daerah,” katanya.
Menurutnya, ini merupakan perubahan yang sangat signifikan dalam melaksanakan intergenerational cooperation dan partnership di era ini. Dia juga memastikan bahwa ini merupakan sesuatu yang penting dalam pemberdayaan komunitas lokal dan partisipasi pemuda dalam pengaktifan SDGs dan perlu didorong, serta dimaknai lebih dalam oleh masyarakat dan pemerintah.
“Banyak isu mengenai inovasi, teknologi, dan pendidikan yang dibahas dalam adaptasi New Normal Era dan kebutuhan capacity building bagi masyarakat,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"