KONTEKS.CO.ID – Korban gempa Turki yang selamat kini terjebak di bawah reruntuhan menghadapi ancaman hipotermia. Mereka hanya punya waktu 24 jam untuk bertahan hidup.
Para ahli mengatakan, petugas pencarian dan penyelamatan kehabisan waktu di Turki. Sebab salju dan hujan mengancam nyawa para penyintas di bawah reruntuhan.
Pemerintah Turki telah mengirimkan ribuan petugas pencarian dan penyelamatan ke Turki selatan, yang dilanda dua gempa bumi, tetapi mereka menghadapi musuh yang tangguh yakni hipotermia.
Kota-kota yang dilanda gempa seperti Malatya, Kahramanmaras, Gaziantep, dan Diyarbakır menghadapi cuaca dingin, hujan, dan bahkan salju, karena suhu turun mendekati nol.
Insinyur meteorologi dan spesialis manajemen bencana Mikdat Kadıoglu mengatakan kepada media Turki, bahwa petugas penyelamat harus bergegas, karena orang-orang di bawah reruntuhan mungkin tidak dapat bertahan selama 72 jam seperti prosedur biasanya. “Karena cuaca buruk, Mereka mungkin hanya punya waktu 24 jam untuk bertahan,” katanya, dikutip middleeasteye.net, Selasa, 7 Februari 2023.
Gempa bumi pertama berkekuatan magnitudo 7,8 meruntuhkan seluruh blok apartemen di kota-kota Turki. Kondisi yang sama terjadi pada jutaan warga Suriah yang terlantar akibat perang bertahun-tahun.
Gempa terburuk yang melanda Turki abad ini, terjadi sebelum Matahari terbit di tengah cuaca musim dingin yang keras dan diikuti pada sore hari oleh gempa besar berkekuatan magnitudo 7,7 lainnya.
Itu adalah gempa terbesar yang tercatat di seluruh dunia oleh Survei Geologi AS sejak gempa di Atlantik Selatan pada Agustus 2021.
Gempa bumi melanda 10 kota di seluruh Turki selatan dan mendorong batas tanggap darurat Ankara. Banyak orang di Hatay dan Kahramanmaras mengeluh bahwa mereka kekurangan tim penyelamat darurat untuk menggali puing-puing.
Wali Kota Hatay, Lutfu Savas, mengatakan, ada ribuan orang di bawah bangunan yang runtuh dan mereka belum melihat banyak bantuan. Hatay berada dalam kondisi yang sangat suram, karena bandaranya rusak dan beberapa jalan menuju kota diblokir karena jembatan runtuh.
Organisasi bantuan seperti IHH, Akut, dan Bulan Sabit Merah Turki serta tim respons dari kota Turki dari bagian lain negara sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut. Militer Turki juga mengerahkan pasukan untuk membantu operasi.
Badan Penanggulangan Bencana Turki, Afad, mengatakan jumlah korban tewas di Turki mencapai 2.316 dan jumlah korban luka mencapai 13.293 pada saat tulisan ini dibuat.
Ini sudah menjadi korban tewas tertinggi akibat gempa bumi di Turki sejak 1999, ketika gempa dengan kekuatan yang sama menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul. Gempa menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"