KONTEKS.CO.ID – Erdogan Anda memalukan! Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadapi kemarahan pemilihnya di zona gempa Turki.
Erdogan Anda memalukan dikemukakan oleh Hakan Tanriverdi, seorang pemilih Erdogan yang jadi korban gempa Turki.
“Jangan datang ke sini untuk mendapatkan suara.” Demikian pesan singkat Hakan Tanriverdi kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan beberapa hari setelah Turki mengalami bencana gempa bumi dahsyat pada Senin, 6 Februari 2023.
Gempa bumi yang menewaskan lebih dari 21.000 orang di seluruh Turki dan Suriah terjadi di antara momen-momen politik paling sensitif dari pemerintahan Erdogan selama dua dekade.
Pemimpin Turki itu mengusulkan pemilihan pada 14 Mei 2023 yang dapat mempertahankan pemerintahannya hingga 2028.
Tanggal tersebut memberi oposisi yang terfragmentasi waktu untuk menyelesaikan perbedaan mereka dan menyepakati calon presiden bersama.
Apakah pemungutan suara sekarang dapat berjalan sesuai rencana masih harus dilihat.
Erdogan mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 wilayah yang dilanda gempa. Wilayah tersebut masih aktif mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.
Ada dimensi politik yang sangat pribadi bagi Erdogan. Gempa terjadi saat ia mulai mendapatkan momentum dari posisi terendah krisis ekonomi tahun lalu.
Kepahitan dan kesulitan Tanriverdi menjadi pertanda buruk bagi Erdogan di wilayah di mana ia dengan mudah mengalahkan saingan oposisi sekulernya dalam pemilu 2018.
“Kami sangat kecewa karena tidak ada yang mendukung kami,” kata Tanriverdi tentang tanggapan pemerintah terhadap gempa tersebut.
Keluhan Tanriverdi biasa terjadi di provinsi Adıyaman, salah satu lokasi terparah gempa Turki.
Penduduk setempat mengeluhkan bahwa tim penyelamat tidak datang tepat waktu untuk menarik korban selamat pada jam-jam kritis pertama.
Beberapa menunjukkan kurangnya mesin untuk mengebor beton. “Saya tidak melihat siapa pun sampai jam 2 siang pada hari kedua gempa,” kata warga Adıyaman, Mehmet Yildirim, seperti dikutip france24.
“Tidak ada pemerintah, tidak ada negara, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Anda sangat memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian,” kata Mehmet Yildirim lagi.
Erdogan ternyata mengakui kekurangan itu dalam penanganan bencana oleh pemerintah pada hari Rabu, 8 Februari 2023.
Pemimpin berusia 68 tahun itu memimpin pertemuan tanggap penyelamatan di Ankara pada hari Selasa, 7 Februari 2023 dan menghabiskan dua hari berikutnya mengunjungi beberapa kota yang hancur, tetapi belum mengunjungi Adıyaman.
Hal itu menyulitkan Hediye Kalkan, seorang relawan yang menempuh jarak hampir 150 kilometer untuk membantu menyelamatkan dan memulihkan Adıyaman.
“Mengapa pemerintah tidak menunjukkan dirinya pada hari seperti ini?” ujar Hediye Kalkan. “Orang-orang mengeluarkan jenazah kerabat mereka dengan cara mereka sendiri,” tukasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"