KONTEKS.CO.ID – Nama Michelle Wu tercatat sebagai perempuan dari kalangan minoritas dan keturunan Asia pertama yang memimpin Kota Boston, Massachusetts.
Sejak awal memimpin, pengacara dan politisi ini telah meluncurkan sejumlah inisiatif dan perombakan. Tapi bukan sesuatu yang mudah dan membutuhkan jalan panjang, keterpilihan Wu pada November 2021 ternyata mematahkan tradisi lama kota itu yang memilih laki-laki kulit putih untuk menduduki jabatan puncak.
Wu adalah wanita berkebangsaan Amerika, lahir di Chicago, Illinois, Amerika, pada 14 Januari 1985. Kedua orang tuanya adalah bermigrasi dari Taiwan.
Dibesarkan di Chicago dan kemudian pindah ke Boston untuk berkuliah di Harvard University dan Harvard Law School. Wu memiliki dua anak laki-laki. Saat pelantikan dirinya, Wu memilih naik kereta api bersama kedua anaknya.
Dikutip dari VOA Indonesia, Wu merupakan mantan ketua Dewan Kota Boston. Dia menjalankan platform progresif yang menekankan keadilan rasial, ekonomi, dan iklim.
Saat pemilu, Ia mendapatkan dukungan pemilih dengan komitmennya untuk menciptakan transportasi umum gratis dan menyesuaikan kontrak kota untuk menutup kesenjangan kekayaan rasial.
The Boston Globe melaporkan Essaibi George menjalankan “kampanye yang lebih moderat dan tradisional.” Pada akhirnya, Wu berhasil mengamankan suara kaum progresif dan komunitas kulit berwarna Boston.
“Kita siap agar setiap warga Boston mengetahui bahwa kita tidak harus memilih antara perubahan generasi dan menjalankan fungsi kota, antara mengatasi masalah besar dengan solusi berani dan menutup celah-celah lubang kita,” katanya.
Tantangan Michelle Wu
Kelompok pemuja setan, salah satu kelompok bernama The Satanic Temple (TST) akan menggelar acara yang diklaim menjadi terbesar di dunia dan dilangsungkan di Boston pada 28-30 April 2023.
Acara dengan tajuk SatanCon2023 ini untuk merayakan ulang tahun ke-10 komunitas ini. Kelompok ini menyatakan dalam Twitter mereka, bahwa SatanCon didedikasikan untuk Wali Kota Boston, Michelle Wu, yang dengan upayanya telah menyingkirkan kelompok mereka dari ruang publik.
Dikutip dari Boston Globe, kantor humas Wali Kota Boston menyatakan bahwa mereka tidak mensponsori acara itu. SatanCon juga digelar untuk menyuarakan kalau Dewan Kota Boston telah melanggar kebebasan beragama para pemuja setan. Kota Boston juga sedang digugat karena menolak permintaan doa mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"