KONTEKS.CO.ID – Berita Israel beli pulau Bahrain dibahas di berita ini. Israel dilaporkan “membeli sebuah pulau” dari Bahrain. Hal ini memicu kritik dari para aktivis yang menentang normalisasi yang sedang berlangsung di antara kedua negara.
Berita Israel beli pulau Bahrain awalnya diumumkan oleh TV7 Israel News, sebelum dihapus setelah disiarkan, menurut Al-Mayadeen. Namun, beberapa pengguna media sosial berhasil men-screenshot laporan tersebut sebelum dihapus.
Menurut laporan itu, perusahaan Israel Himnota, yang dimiliki oleh Dana Nasional Yahudi (JNF), sebuah organisasi “amal” yang telah lama digunakan oleh negara apartheid untuk mengambil alih tanah Palestina dan mengaburkan kejahatan perang Israel, memperoleh pulau pribadi senilai Rp360 miliar dalam lelang.
Laman Middle Eeast Monitor mengutarakan, pulau seluas 9.554 meter persegi itu akan digunakan untuk proyek investasi dan dapat digunakan untuk mengevakuasi warga Israel jika terjadi perang. Avery Shnayer, yang berada di dewan direksi perusahaan, mengatakan pembicaraan akan diadakan dengan pemerintah Bahrain yang “bersahabat” untuk mengalihkan kedaulatan atas pulau itu ke Israel.
Aktivis hak asasi manusia Maryam AlKhawaja termasuk di antara orang-orang Bahrain yang menentang pembangunan tersebut. “Laporan yang muncul (diposting oleh berita Israel kemudian dihapus) bahwa Israel telah membeli sebuah pulau di Bahrain -paling tepat digambarkan sebagai ekspansi kolonial- dari keluarga penguasa asing yang menduduki Bahrain dengan kejam dan telah memerintahnya dengan kejam sejak itu,” katanya, mengutip-tweeting Aktivis politik Bahrain Ebrahim Sharif, yang mempertanyakan apakah proses Yahudisasi dan Zionisasi negara Teluk kecil itu telah dimulai.
Reports emerging (posted by Israeli news then deleted) that Israel has bought an island in #Bahrain – best described as colonial expansion – from a foreign ruling family that occupied Bahrain violently and has been ruling it violently since#Palestine https://t.co/FmvcuJWwjH
— Maryam Alkhawaja (@MARYAMALKHAWAJA) February 12, 2023
Jawad Fairooz, mantan anggota parlemen Bahrain dan kepala SALAM untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (SALAM DHR), menggambarkan pembelian itu sebagai sinyal yang sangat berbahaya dan mengkhawatirkan.
Laporan pembelian pulau itu, menyusul kunjungan mendadak panglima militer Israel Herzi Halvei ke Bahrain untuk menghadiri konferensi yang diadakan di bawah naungan Komando Pusat AS (CENTCOM), dengan kepala CENTCOM, Erik Kurilla, juga hadir.
Normalisasi Manama dengan Israel terbukti sangat tidak disukai oleh warga Bahrain yang secara rutin mengadakan aksi unjuk rasa menentang keputusan tahun 2020 sebagai bagian dari Abraham Accords yang ditengahi AS. Kemarin menandai peringatan 11 tahun pemberontakan pro-demokrasi Bahrain, yang secara brutal dihancurkan oleh pasukan keamanan negara dengan bantuan negara tetangga Arab Saudi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"