KONTEKS.CO.ID – Rumor pencopotan posisi presiden Cina Xi Jinping dari jabatan ketua Komisi Militer Pusat Partai Komunis Cina (PKC) yang telah terbukti hoax sempat ramai diberbagai media online di Indonesia. Namun masih banyak yang tidak mengetahui struktur kekuasaan di Cina dan posisi apa yang paling berkuasa. Apakah presiden atau perdana menteri?
Di Cina, jabatan presiden merupakan jabatan seremonial tanpa kekuatan kekuasaan dan memiliki masa periode jabatan. Ini mirip seperti jabatan presiden di sistem parlementer. Dimana perdana menterilah yang menjalankan roda administrasi eksekutif. Namun di Cina, kamu akan kaget karena ternyata bukan keduanya.
Sejak pertengahan abad 18-an hingga 19-an, Cina dijuluki Sick Man of Asia. Ini merupakan abad penghinaan bagi Cina, namun saat itu situasi domestik merupakan periode kekacauan. Cina tidak dapat berbuat banyak. Demikian seperti ditulis di Quora dan Zenius.
Di Cina, tanpa harus menjadi presiden atau perdana menteri, seseorang dapat memiliki kekuasaan menjalankan kebijakan negara. Sebut saja Deng Xiaoping. Ia bukan presiden atau perdana menteri, namun berhasil mereformasi ekonomi cina. Deng ini sebenarnya politisi buangan. Ia tersingkir saat era kepemimpinan Mao Zedong.
Namun Setelah kematian Mao Zedong pada September 1976, Deng Xiaoping kembali untuk kedua kalinya dan dilantik sebagai sekretaris partai Komite Pusat, anggota Biro Politik dan kepala staf jenderal, dimasa kepemimpinan perdana menteri Zhou Enlai dan Hua Guofeng.
Di era Deng Xiaopinglah ditahun 1976, Cina mulai mereformasi ekonominya. Tanpa pernah dirinya menjadi presiden atau perdana menteri. Walau ia sempat menjadi wakil perdana menteri dimasa pemerintahan Zhou Enlai. Namun Deng Xiaopinglah arsitek reformasi ekonomi Cina. Posisinya sebagai Sekretaris komite pusat PKC yang membuatnya berkuasa. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"