KONTEKS.CO.ID – Seorang gubernur provinsi di Filipina tengah dan lima orang lainnya ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal dalam serangan terbaru terhadap pejabat setempat, Sabtu, 4 Maret 2023.
Polisi setempat mengatakan, enam tersangka membawa senapan dan mengenakan seragam yang mirip dengan yang dikenakan oleh angkatan bersenjata memasuki rumah gubernur di Kota Pamplona dan melepaskan tembakan.
Roel Degamo, Gubernur Provinsi Negros Oriental, dan lima orang lainnya tewas dalam penembakan itu, kata istri dari mendiang gubernur.
“Gubernur Degamo tidak pantas menerima kematian seperti itu. Dia melayani konstituennya pada hari Sabtu,” kata Janice Degamo, Wali Kota Pamplona, dalam sebuah video yang diposting di Facebook.
Presiden Ferdinand Marcos mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai “pembunuhan” sekutu politiknya. Dia juga memperingatkan para pelaku untuk menyerah.
“Pemerintah saya tidak akan berhenti sampai kami membawa para pelaku kejahatan pengecut dan keji ini ke pengadilan,” tegas Marcos dilansir AFP.
Kondisi empat orang lainnya yang tertembak dalam insiden itu tidak diungkapkan. Polisi mengatakan mereka sedang mencari 10 tersangka, termasuk enam pria bersenjata, yang melarikan diri dari tempat kejadian dengan dua SUV dan sebuah truk pikap sebelum meninggalkan kendaraan tersebut di kota terdekat.
Gubernur Degamo, 56, adalah target terbaru dalam sejarah panjang serangan Filipina terhadap politisi, dan setidaknya yang ketiga ditembak sejak pemilihan lokal tahun lalu. Sudah beberapa kali terjadi gubernur ditembak mati di Filipina.
Mahkamah Agung bulan lalu menyatakan dia sebagai pemenang yang sah dari pemilihan gubernur Negros Oriental menyusul penghitungan ulang yang menggulingkan saingan lokalnya, yang sebelumnya dinyatakan sebagai pemenang.
Degamo juga berkampanye untuk Marcos dalam pencalonannya sendiri sebagai presiden tahun lalu.
Sebelumnya, Mamintal Adiong, Gubernur Provinsi selatan Lanao del Sur, ditembak dan terluka pada Februari lalu dalam serangan yang menewaskan sopir dan tiga pengawal polisinya.
Pada bulan yang sama, Wakil Wali Kota Aparri di utara, Rommel Alameda, dan lima orang lainnya yang bepergian bersamanya juga ditembak mati dalam penyergapan di jalan raya.
Dalam catatan penyergapan bermotivasi politik paling berdarah, para pemimpin klan selatan yang kuat dan sekitar dua lusin pengikutnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas serangan tahun 2009 terhadap pendukung saingan pemilihan gubernur di Provinsi Maguindanao.
Serangan itu menewaskan 58 orang, termasuk istri dan kerabat politisi, bersama dengan 32 jurnalis dan pekerja media yang meliput perlombaan tersebut. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"