KONTEKS.CO.ID – Kemenangan koalisi sayap kanan di Italia berpotensi merusak persatuan Uni Eropa dalam menyikapi kasus Ukraina. Hal tersebut ditandai komentar salah satu pemimpin koalisi sayap kanan Forza Italia yang dipimpin oleh Silvio Berlusconi.
Kekuatiran tersebut bukannya tanpa sebab, pada 21 September 2022, Reuters melaporkan mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengatakan presiden Rusia Vladimir Putin “didorong” ke dalam perang dengan Ukraina.
Berlusconi,yang telah tiga kali menjadi perdana menteri dalam wawancaranya dengan TV Italia mengatakan bahwa Putin didorong oleh separatis pro-Rusia di Donbass dan media Rusia ke dalam perang dengan tetangganya. Menurutnya kelompok separatis datang ke Moskow dan mengatakan kepada media bahwa serangan Ukraina telah menuai 16.000 kematian dan Putin tidak melakukan apa pun untuk membela mereka.
“Putin didorong oleh rakyat, partai dan para menterinya untuk menciptakan operasi khusus ini. Jadi pasukan seharusnya masuk dan mencapai Kiev dalam seminggu. Lalu menggantikan pemerintahan Zelensky dengan orang-orang yang layak dan seminggu kemudian kembali ke Rusia. Namun sekarang perang telah berlangsung lebih dari 200 hari, situasinya menjadi sangat sulit. Saya merasa sakit ketika mendengar orang mati akibat perang. Karena saya selalu percaya bahwa perang adalah kegilaan terbesar dari semuanya,” kata miliuner berusia 86 tahun ini.
Terkait pernyataan Silvio Berlusconi yang dianggap pro Putin, juru bicara Komisi Eropa Eric Mamer mengatakan pada Jumat 23 September 2022 bahwa Komisi Eropa tidak mengomentari pernyataan tersebut. Adapun juru bicara Uni Eropa untuk urusan luar negeri Peter Stano mengangguk sambil tersenyum setelah pernyataan Mamer.
Komentar berbeda datang dari juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang mengkritik pernyataan tersebut. “Putin telah berkuasa selama 20 tahun. Dia telah membunuh atau memenjarakan lawan politiknya,” kata Seriiy Nykyforov kepada La Repubblica.
“Sekarang dia mengancam senjata nuklir. Jadi, jika kita telah memahaminya dengan benar, Berlusconi mempercayainya dan menggunakan teladannya untuk menentukan siapa yang terhormat dan siapa yang tidak,” tutupnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"