KONTEKS.CO.ID – Virus Marburg kini semakin meluas, kenali lebih jauh apa itu virus Marburg.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan tentang Virus Marburg Disease (MVD) yang semakin menyebar dengan cepat di Afrika.
Virus ini memiliki tingkat kematian yang mencapai 25 hingga 90 persen dan telah menyebar dari daerah pedesaan di Guinea Khatulistiwa ke daerah yang lebih padat penduduknya.
Virus Marburg pertama kali ditemukan di Marburg, Jerman pada tahun 1967 dan telah menyebar ke beberapa negara di Afrika, seperti Angola, Kongo, dan Uganda.
Kasus ini juga telah ditemukan di Amerika dan Eropa.
Kementerian Kesehatan Indonesia mulai memperhatikan kemungkinan masuknya virus Marburg ke Indonesia. Virus ini diketahui memiliki tingkat fatalitas yang sangat tinggi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, mengingatkan dan menghimbau supaya pemerintah dan juga masyarakat saat ini tidak menganggap remeh dari adanya potensi penyebaran virus mematikan ini di Indonesia.
Apa Itu Virus Marburg?
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, penyakit ini adalah penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Marburg dan dapat ditularkan dari kelelawar dan dari manusia ke manusia.
Penyakit ini bersifat jarang namun dapat menyebabkan wabah dengan angka kematian yang besar sekitar 50 persen.
Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 di Marburg dan Frankfurt di Jerman serta di Belgrade, Serbia.
Secara umum, risiko tinggi terserang penyakit virus ini semakin hari juga kian meningkat pada orang yang melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus yang tinggi.
Penularan ini biasanya juga bisa terjadi saat memiliki kontak dengan kelelawar di negara endemik.
Penularan Virus Marburg di Dunia
Virus ini dapat menyebar melalui cairan tubuh seperti air liur, keringat, bekas muntahan, ASI, sperma, tinja, dan urine.
Virus dapat masuk melalui kulit yang terluka, hidung, mata, atau mulut dan dapat menyebar melalui permukaan benda yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi.
Secara umum, orang yang berisiko tinggi bisa terkena virus ini adalah keluarga maupun petugas medis yang turut andil dalam merawat penderita penyakit virus tersebut.
Tenaga medis yang berisiko terkena virus ini biasanya saat penanganan tanpa adanya penerapan protokol pencegahan dan pengendalian infeksi yang cukup ketat.
Semakin luas penyebaran dan peningkatan kasus virus yang mematikan ini, maka WHO meminta agar negara-negara yang berdekatan dengan wilayah merebaknya virus tersebut segera untuk meningkatkan pengawasan dalam rangka mengurangi penularan.
Penting bagi masyarakat Indonesia untuk memperhatikan hal ini dan memperhatikan tindakan pencegahan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"