KONTEKS.CO.ID – Tak pakai hijab, saat keluar rumah, ibu dan putrinya di Iran, diguyur sepanci yoghurt oleh seorang pria tak dikenal. Videonya pun viral di dunia maya.
Video tak pakai hijab tersebut memperlihatkan dua pelanggan wanita memasuki sebuah toko. Tak lama kemudian, seorang pria mendekati para wanita itu dan berbicara dengan mereka.
Si pria kemudian mengambil apa yang tampak seperti sepanci besar yoghurt dan melemparkan isinya ke kepala kedua wanita tak pakai hijab tersebut.
Situs Al Jazeera melaporkan, otoritas kehakiman di sebuah kota dekat timur laut Kota Masyhad memerintahkan penangkapan dua wanita, seorang ibu dan putrinya, karena melanggar aturan pakaian wanita Iran yang ketat dan “melakukan tindakan terlarang”. Ini mengutip laporan media pemerintah, Sabtu, 1 April 2023.
Pihak berwenang juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pria tersebut. Dia dituduh melakukan tindakan menghina dan mengganggu ketertiban, lapor situs web Pengadilan Mizan Online.
“Berjudi” ditangkap karena menentang aturan berpakaian wajib banyak terlihat di ruang publik. Wanita tanpa hijab masih banyak terlihat di mal, restoran, toko, dan jalan-jalan di seluruh negeri.
Terkait insiden ini, Presiden Ebrahim Raisi, dalam sambutan langsung di televisi negara, mengatakan, “Jika beberapa orang mengatakan mereka tidak percaya (pada jilbab) … ada baiknya menggunakan persuasi … Tapi yang penting adalah bahwa ada persyaratan hukum … dan jilbab saat ini adalah ialah masalah hukum.”
Pihak berwenang mengatakan pemilik toko susu, yang menghadapi penyerang, telah diperingatkan.
Laporan di media sosial menunjukkan tokonya telah ditutup, meskipun dikutip oleh kantor berita lokal, dia mengatakan telah diizinkan membuka kembali dan akan “memberikan penjelasan” ke pengadilan.
Kepala Kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei sebelumnya mengancam akan mengadili “tanpa belas kasihan” perempuan yang tampil tanpa hijab atau jilbab di depan umum, lapor media Iran.
“Pengungkapan (tanpa hijab) sama saja dengan permusuhan terhadap nilai-nilai (kami),” kata Ejei seperti dikutip oleh beberapa situs berita.
Semakin banyak wanita di Iran yang menentang otoritas dengan membuang cadar mereka setelah protes nasional yang menyusul kematian seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun pada bulan September dalam tahanan polisi moralitas, hanya karena diduga melanggar aturan hijab. Pasukan keamanan pun menindak keras protes tersebut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"