KONTEKS.CO.ID – Proyek kereta cepat pertama Indonesia rute Jakarta Bandung telah dikerjakan sejak 2016 dan ditarget rampung pada 2018 dan dioperasikan pada 2019. Tapi nyatanya hingga April 2023, operasional kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) belum bisa dioperasikan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pengoperasian secara komersial kereta cepat kembali direncanakan pada Agustus 2023. Ini sebagai kado terindah bagi HUT ke-78 Republik Indonesia.
Telah ditarget selesai 2019, ternyata proyek kereta cepat masih banyak permasalahan. Kemudian ditarget kembali pada 2021, tapi juga masih banyak permasalah. Pada akhir Maret 2023 juga, proyek ini baru mencapai 88,8 persen.
Karena molor panjang, biaya proyek kereta cepat tentu mengalami pembengkakan. Tambahan dana yang harus dikeluarkan mencapai 1,2 miliar dollar AS atau Rp18,2 triliun.
Selama hampir tujuh tahun proyek kereta cepat sudah dibangun, tatal biaya proyek ini adalah 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp108 triliun.
Pinjaman China Development Bank (CDB)
Pembiayaan Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) utang dari China Development Bank (CDB) dan setoran modal konsorsium Indonesia dan China.
Pembiayaan CDB sebesar 75 persen, dan sisanya itu bersal dari setoran konsorsium kedua negara. Indonesia menggunakan konsorsium BUMN menyetorkan modal 60 persen, dan China bersama konsorsiumnya menyumbang 40 persen.
Proyek kereta cepat yang tidak cepat ini tentu meleset juga dari target pencapain titik impas atau breakeven point selama 38 tahun. Apalagi dari biaya awal Rp85 trilin, kini membengkak menjadi Rp108 triliun.
Karena itu, Indonesia harus utang lagi 560 juta dollar AS atau Rp8,3 triliun dari China. Sisanya sebesar 75 persen berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan 25 persen dari konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
Dulu Bunga Utang 2 Persen, Kini Jadi 3,4 Persen
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah digodok sejak 2015. Saat itu, Menteri BUMN Rini Soemarno telah menetapkan syarat bahwa proyek ini tidak menggunakan dana APBN dan tidak meminta jaminan pemerintah.
Kini China miminta jaminan utang melalui APBN. Tidak hanya pembengkakan biaya, bunganya juga ikut naik jadi 4 persen. Dulu telah disepakati bunganya fixed 2% untuk 40 tahun.
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, setelah pulang dari China beberapa waktu lalu, membawa dua oleh-oleh untuk rakyat Indonesia sehubungan utang kereta cepat.
Pertama, Indonesia mendapatkan potongan bunga untuk pinjaman atau utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Suku bunga pinjaman pembengkakan dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan turun 0,6%. Yakni dari sebelumnya 4% menjadi 3,4%.
“Kita maunya 2%. Namun enggak semua kita raih. Kalau hanya dapat 3,4%, misalnya hanya segitu. Ya kita gapapa, meski enggak oke-oke amat,” ungkap Luhut
Kedua adalah skema pembayaran atau penjaminan utang yang masih dalam proses negosiasi. Dikatakan, CDB menginginkan pembayaran utang langsung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.
“Ada persoalan psikologis, mereka maunya dari APBN. Namun kami jelaskan prosedurnya bisa panjang. Kami dorong via PT PII karena ini struktur yang baru dibuat Pemerintah Indonesia sejak 2018,” kata Luhut. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"