KONTEKS.CO.ID — Di antara banyak pilihan investasi, saham dan reksadana sering kali menjadi pilihan yang dipertimbangkan oleh para investor.
Meskipun keduanya berada dalam ranah investasi, saham dan reksadana memiliki perbedaan yang penting.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara saham dan reksadana:
- Potensi Keuntungan
Potensi keuntungan dari saham umumnya lebih tinggi daripada reksadana. Ketika Anda memiliki saham suatu perusahaan, Anda memiliki bukti kepemilikan dan berpotensi mendapatkan dividen dan capital gain.
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain adalah keuntungan dari kenaikan harga saham.
Namun, potensi keuntungan yang tinggi pada saham juga berbanding lurus dengan risiko yang lebih tinggi.
Di sisi lain, potensi keuntungan dari reksadana cenderung lebih rendah karena bergantung pada kinerja instrumen keuangan dari hasil pembelian Manajer Investasi.
- Biaya Investasi
Dari segi biaya, reksadana cenderung lebih murah daripada saham. Biaya investasi pada reksadana sudah termasuk dalam biaya manajemen yang diambil oleh Manajer Investasi.
Biaya-biaya lain seperti biaya penjualan, transaksi, dan administrasi juga sudah termasuk dalam biaya investasi, jadi Anda tidak perlu membayar biaya tambahan lagi.
Sementara itu, investasi saham memerlukan biaya tambahan seperti biaya komisi kepada pialang saham, biaya administrasi, dan biaya transaksi.
Biaya-biaya ini tentu bisa mengurangi potensi keuntungan yang mereka peroleh dari investasi saham.
- Setoran Awal
Setoran awal pada reksadana relatif lebih rendah daripada saham karena memiliki skala ekonomi yang lebih besar dan bisa membagi risiko investasi ke banyak investor.
Setoran awal pada reksadana bervariasi tergantung pada jenis reksadana yang mereka pilih. Saat ini, banyak Manajer Investasi menawarkan reksadana dengan setoran awal yang terjangkau bahkan mulai dari Rp 10.000 saja.
Di sisi lain, setoran awal pada saham cenderung lebih tinggi dan bervariasi tergantung harga saham yang mereka beli. Investor perlu memiliki modal lebih besar untuk bisa membeli saham sesuai apa yang mereka inginkan.
- Jangka Waktu Investasi
Karena potensi keuntungannya yang lebih stabil, maka reksadana lebih cocok untuk investasi jangka panjang. Reksadana memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menarik dana investasinya kapan saja dengan proses pencairan yang relatif mudah dan cepat.
Di sisi lain, saham lebih cocok untuk investasi jangka pendek atau menengah karena harganya yang fluktuatif. Hal ini lantaran untuk berinvestasi ini memerlukan kesabaran dan waktu yang lebih lama jika ingin hasil yang signifikan.
- Risiko
Ketika berbicara tentang risiko, reksadana cenderung lebih stabil daripada saham. Manajer Investasi yang mengelola reksadana melakukan diversifikasi investasi ke berbagai instrumen keuangan.
Di sisi lain, saham memiliki risiko yang lebih tinggi. Harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan tergantung pada kinerja perusahaan dan kondisi pasar. Jadi, jika Anda mencari investasi dengan risiko yang lebih rendah, reksadana bisa menjadi pilihan yang baik.
Dalam memilih antara reksadana dan saham, penting untuk mempertimbangkan tujuan investasi, profil risiko, dan kebutuhan keuangan Anda.
Jika Anda mencari investasi dengan risiko yang lebih rendah, potensi keuntungan stabil, dan biaya investasi yang terjangkau, maka reksadana bisa menjadi pilihan yang baik.
Namun, jika Anda siap untuk menghadapi risiko yang lebih tinggi demi potensi keuntungan yang lebih besar dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang pasar saham, maka saham dapat menjadi pilihan yang menarik.
Ingatlah untuk selalu melakukan riset dan berkonsultasi dengan ahli keuangan sebelum membuat keputusan investasi yang penting.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"