KONTEKS.CO.ID – Resesi ekonomi global yang sudah mendatangi berbagai negara, baru dirasakan oleh Indonesia.
Dalam arahannya di Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 11 Oktober 2022 sebagaimana videonya diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 12 Oktober 2022, presiden Jokowi mengingatkan jajaran menteri untuk mitigasi kemungkinan terburuk.
Presiden mengungkapkan kerja yang dilakukan saat ini tidak bisa lagi rutin seperti biasa. Menteri juga harus peka dengan situasi di masyarakat. “Seperti konversi kompor listrik, itu betul. Tapi timingnya tidak tepat,” ujar Jokowi.
Presiden juga membeberkan informasi dari menteri keuangan AS Janet Yellen bahwa sudah ada 28 negara yang akan menjadi pasien IMF. “Situasi global dan geopolitik saat ini menyulitkan semua negara. Saat ini kita harus detail dalam mempersiapkan. Tidak bisa lagi rutinitas. Konsentrasi dan fokus pada tugas masing masing,” kata Jokowi.
The perfect storm
Beberapa waktu yang lalu, beberapa menteri dan regulator keuangan mengungkapkan hal senada.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyoroti the perfect storm yang akan datang terkait krisis multi aspek yang melanda perekonomian global.
Tanda tandanya diantaranya inflasi tertinggi yang melanda berbagai negara Eropa. Lalu situasi geopolitik yang tidak pasti membuat berbagai negara alami krisis.
Menko perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan badai dahsyat yang datang diikuti 5 C (Covid-19, conflict, climate changes, commodity price, dan cost of living). Untuk itu pemerintah tengah menyiapkan berbagai langkah. Salah satu keuntungan Indonesia adalah memiliki bonus demografi. Namun pemanfaatan masa bonus tersebut hanya berlangsung selama 10 tahun (2025-2035). ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"