KONTEKS.CO.ID – Inflasi Amerika Serikat (AS) mencapai 8,2 Persen pada September secara year on year (yoy). Ini sedikit lebih rendah dibanding Agustus 2022 sebesar 8,3% yoy, dan Juli 2022 yang mencapai 8,5% yoy.
Banyak analis meramalkan inflasi negeri paman Sam akan mencapai 8,1% yoy, sebagaimana tersaji dalam survei FactSet. Sedangkan inflasi inti sebelumnya diperkirakan naik 0,4% dari bulan Agustus lalu.
Kementerian Tenaga Kerja merilis data inflasi inti naik 6,6% yoy di bulan September. Ini inflasi terbesar jika dibandingkan pada 1982.
Adapun inflasi inti bulanan (MoM) naik 0,6%. Namun, secara historis sepanjang tahun ini, persentase 8,2% merupakan level terendah sejak Februari 2022.
Data inflasi terbaru ini akan memberatkan posisi politik presiden Joe Biden dan partai Demokrat, sebelum masuki periode pemilu legislatif 8 November mendatang.
Lonjakan harga tinggi berikut kerekan suku bunga akan membawa AS memasuki jurang resesi.
Kenaikan harga kebutuhan sehari hari telah memberatkan warga AS, mengatasi hal ini bank sentral berencana akan kembali menaikkan suku bunga.
Adapun tujuan kenaikan ini untuk menaikkan biaya pinjaman di sektor properti, pinjaman pembelian kendaraan, dan kredit bisnis lainnya, dilansir Associated Press, Kamis 13 Oktober 2022.
Dalam pertemuan terakhir The Fed di akhir September mengakui belum adanya kemajuan dalam perjuangan mereka melawan inflasi. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"