KONTEKS.CO.ID – Ancaman resesi global tahun depan membuat Lembaga Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengeluarkan peringatan untuk 190 negara anggota.
Dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank 2022, Direktur Pelaksana Kristalina Georgiva mengatakan untuk mengantisipasi situasi yang serba tidak pasti, negara negara anggota diminta mengencangkan ikat pinggang dan menjalankan program ekonomi.
Dalam pertemuan tersebut topik yang mendominasi adalah pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi, operasi khusus Rusia ke Ukraina yang dampaknya mengganggu stabilitas Eropa. Juga pasar keuangan Inggris yang terguncang akibat rencana pemotongan pajak dan kenaikan suku bunga The Fed yang membuat dolar AS menguat. Dan topik lainnya seperti pengurangan produksi OPEC+ yang dimotori Arab Saudi. Minimnya partisipasi tingkat tinggi China sebagai ekonomi terbesar kedua dan kreditur utama ke negara-negara berkembang turut dianggap penyebab penghalang kemampuan membuat kemajuan.
“Itu adalah minggu yang cukup pesimistis secara keseluruhan,” ucap Doug Rediker, Mantan Anggota Dewan Eksekutif IMF.
“Kita tidak mungkin membiarkan perpecahan terjadi karena semua orang akan lebih miskin. Ini akan menghancurkan pasar negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan miskin,” ujar Goergiva.
Zambia yang baru saja menerima bail out dari IMF diwakilkan oleh Menteri Keuangannya Situmbeko Musokotwane yang meminta lebih banyak bantuan dari negara negara kaya kepada negara negara yang rentan dalam merestrukturisasi utang. “60 persen dari 75 negara termiskin di dunia tengah berisiko mengalami kesulitan utang,” demikian diungkapkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"