KONTEKS.CO.ID – IMF memperingatkan upaya bank sentral untuk mengerem laju inflasi melalui kenaikan suku bunga berpotensi menimbulkan kerugian yang lebih besar, karena tarif tinggi akan memperlambat aktivitas bisnis dan merugikan ekonomi. IMF sebelumnya telah menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi global, lembaga moneter global ini memangkas proyeksi tingkat pertumbuhan global menjadi 2,7% untuk 2023.
JPMorgan Chase & Co memperingatkan resesi dapat dipicu oleh bank sentral yang terus mengerek suku bunga.
Dalam pertemuan tahunan IMF-World Bank 2022, Menteri Ekonomi Brazil Paulo Guedes mengungkapkan kekuatirannya. “Bank sentral perlu memiliki nurani dan di balik setiap kenaikan suku bunga, ada orang yang menderita.”
“Kementerian keuangan sebaiknya membuat langkah-langkah bertarget dan sementara untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh suku bunga yang lebih tinggi, tanpa mempersulit upaya bank sentral,” demikian ditegaskan Direktur Pelaksana Kristalina Georgiva.
Dalan laporan World Economic Outlook “Countering the Cost-of-Living Crisis” yang belum lama diluncurkan, IMF mmengungkapkan ada 31 negara akan masuk dalam jurang resesi di tahun depan.
Resesi teknis ada di beberapa titik selama 2022-2023 di sekitar 43 persen ekonomi dengan perkiraan data kuartalan. Tercatat 31 dari 72 ekonomi negara anggota. Itu sama dengan lebih dari sepertiga PDB dunia. Demikian isi laaporan dari IMF. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"