KONTEKS.CO.ID – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan Minister Delegate for Foreign Trade, Economic Attractiveness and French Nationals Abroad (Mendag Prancis), Oliver Becht.
Dalam pertemuan tersebut, Menperin Agus Gumiwang memaparkan beberapa isu utama, meliputi kerja sama dalam bentuk Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), deforestasi, karbon, serta peluang investasi.
“Terkait I-EU CEPA, kami sampaikan pentingnya kolaborasi untuk mempercepat penyelesaian perundingan yang sedang berlangsung, agar kedua pihak dapat segera memperoleh manfaat dari perjanjian tersebut,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Paris, Prancis, mengutip Kamis 5 Oktober 2023.
Sejak 2016, negosiasi kesepatan I-EU CEPA telah berjalan sebanyak 15 putaran. Karena itu, Menperin ingin mengetahui pendapat Pemerintah Prancis tentang poin-poin penting perjanjian tersebut, termasuk penyelesaian masalah-masalah yang tertunda.
Membahas deforestasi, Agus Gumiwang mengatakan, sebagai mitra, Indonesia menghendaki praktik-praktik berkelanjutan yang sudah ada dalam rantai pasok pertanian di negara-negara produsen komoditas untuk dapat terakui. Hal ini terkait dengan komoditas ekspor Indonesia yang terkirim ke Uni Eropa.
Ia menambahkan, dalam dalam dua tahun terakhir, laju deforestasi di Indonesia mencapai titik terendah dalam sejarah. Ini berkat berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Angka tersebut pada tahun lalu turun sebesar 75% ke level terendah sejak pemantauan dimulai pada tahun 1990. Karenanya, Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Prancis untuk memastikan upaya ini tetap efektif dan memberikan hasil yang bermanfaat.
Menperin Agus Gumiwang Ajak Prancis Berinvestasi
Minggu lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan skema perdagangan kredit karbon pertama di Indonesia, sebagai bagian dari Net Zero Emission tahun 2060. Pertukaran karbon ini memiliki potensi hingga USD200 miliar.
Izin untuk satu ton CO2 saat ini terjual dengan harga sekitar USD4,50 di Indonesia, sementara di Uni Eropa harga yang berlaku saat ini adalah sekitar USD92. Skema ini terancang untuk menjadi peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.
Hal ini juga sesuai dengan arah gerak dunia menuju ekonomi ramah lingkungan. “Sekali lagi, saya berharap Prancis dapat menjadi bagian dari perubahan kami menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” jelas Menperin.
Ia juga mendorong Prancis untuk dapat berpartisipasi dalam pendalaman struktur industri melalui investasi yang tertuju untuk mengisi pohon-pohon industri yang masih kosong. “Harapannya, dengan terisinya pohon-pohon industri ini, rantai nilai dari proses industri hulu ke hilir bisa memperkuat supply chain dan ekosistem industri di Indonesia,” harapnya.
Menperin menyampaikan bahwa hal ini penting untuk membawa Indonesia menjadi negara dengan perekonomian tinggi pada tahun 2045. Menurutnya, kebijakan ini juga bernilai tambah tinggi, dan kunci bagi Indonesia menjadi bagian dari rantai pasokan global.
Untuk itu, Menperin mengundang Prancis untuk berinvestasi dan menjadi bagian dari perjalanan ini. Hal ini dapat memberikan hasil yang tinggi sebagai pendatang awal di berbagai industri.
Dalam pertemuan tersebut, Menperin menyampaikan rencana pertemuan-pertemuan lainnya dengan para pelaku bisnis di Prancis. Ini dalam rangka menjalin kerja sama joint venture maupun capacity building yang akan memberikan manfaat bagi kedua pihak.
“Kami juga akan bertemu dengan perusahaan otomotif asal Prancis untuk bekerja sama dalam mengembangkan industri electric vehicle (EV),” papar Agus. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"