KONTEKS.CO.ID – Gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel berpotensi meluas di beberapa negara Arab, termasuk Kuwait dan Maroko.
Mengutip Reuters seruan boikot tersebut telah beredar secara luas di media sosial yang mempengaruhi puluhan perusahaan dan produk yang terafiliasi dengan Israel.
Reham Hamed seorang warga Kairo yang ikut memboikot jaringan makanan cepat saji asal Amerika dan beberapa produk lain mengatakan kampanye boikot tersebut setidaknya membuat tangannya tidak berlumuran dengan darah.
“Saya merasa bahwa meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, namun ini adalah hal yang paling tidak bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda sehingga kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” ujarnya.
Sementara itu di Indonesia Sekjen Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas) Ahmad Syakirin mengatakan masyarakat Indonesia harus lebih masif lagi menggelorakan produk-produk lokal atau nasional di tengah seruan boikot produk Israel dari negara-negara Arab tersebut.
“Selain tekanan secara politis, tekanan ekonomi juga harus menjadi perhatian semua pihak. Demi kemanusiaaan, demi korban-korban tak berdosa di Gaza kita harus tinggalkan produk-produk Israel dan produk yang terafiliasi,” ujar Syakirin dalam keterangan persnya, Jumat, 24 November 2023.
Syakirin menambahkan, saatnya masyarakat harus memiliki literasi produk. Pemerintah juga harus memberikan literasi produk kepada masyarakat.
“Mana yang memang betul-betul produk yang perusahaannya mendukung agresi militer Israel ke Palestina atau berafiliasi ke Israal, mana yang tidak,” ujar Syakirin menambahkan.
Syakirin juga mengajak masyarakat untuk turun ke jalan dengan membawa produk-produk nasional sebagai pengganti produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
“Kita sedang siapkan aksi long march, turun ke jalan dengan membawa produk-produk nasional supaya masyarakat juga lebih paham terkait produk-produk tersebut,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"