KONTEKS.CO.ID – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan soal pemberantasan korupsi dan berbagai permasalah ekonomi di masyarakat. Dibutuhkan regulasi terhadap sistem dan lembaga yang mengelola masalah ini untuk memerangi korupsi.
“Kita review regulasi, kalau regulasinya sudah baik, maka kita pastikan sistem dan kelembagaan pengelola ini juga baik, APH (aparat penegak hukum),” kata Ganjar usai Acara Capres Live Sang Kandidat di TVRI pada Kamis, 30 November 2023.
Hal lain yang perlu diperbaiki menurut Ganjar dalam pemberantasan korupsi adalah pemimpin yang harus menjadi contoh baik bagi bawahannya agar terhindar dari kasus korupsi.
“Pemilihan aktor, begitu ini (pemberantasan korupsi) belum baik, maka pemimpinnya harus tanggung jawab, memberikan contoh teladan yang paling baik,” ujar Ganjar.
Ganjar menyampaikan contoh ketika dirinya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, yang membawa tagline tidak korupsi tidak menipu.
“Value itu kita dorong, maka apa yang harus dikerjakan, satu digitalisasi sistem pemerintahan, mengurangi orang berjumpa dengan orang, maka ketika ada orang anggota kita, pegawai yang valuenya ketabrak maka harus ada ketegasan ‘Sorry bro Anda saya copot’, maaf tidak ada tawar menawar,” kata Ganjar.
Ganjar juga menyampaikan soal urusan perut rakyat tidak boleh diliberalisasi, terutama pangan. Sehingga, Indonesia harus bisa mewujudkan daulat pangan.
Ganjar menyinggung liberalisasi di zaman Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan terkaitan dengan bantuan luar negeri, termasuk pangan yang disebut Inter-Governmental Group On Indonesia (IGGI).
“Kita dulu ketakutan karena ada IGGI, kemudian Michel Camdessus (bersedekap tangan) menunggui Pak Harto waktu itu tanda tangan menunduk. Waktu itu gambarnya, visualnya betul-betul menjadi dramatik vision, yang muncul pada saat itu dan ternyata liberalisasi seluruh pangan yang ada. Nggak boleh urusan rakyat nggak boleh diliberalisasi, perut rakyat,” ungkap Ganjar pada dialog Sang Kandidat.
Ganjar kemudian menyampaikan bagaimana Presiden pertama Indonesia Soekarno pernah menulis pada prasasti saat pendirian Institut Pertanian Bogor (IPB) bahwa pangan dan pertanian adalah soal hidup matinya bangsa.
“Maka Bung Karno itu pernah menuliskan di prasasti kalau nggak salah pada saat pendirian IPB soal pangan dan pertanian adalah soal hidup matinya bangsa, daulat bagi saya itu,” katanya.
Ganjar memastikan telah berkeliling Indonesia dan bertemu dengan masyarakat tentang permasalahan pertanian saat ini. Dirinya akan mencari jalan keluar agar Indonesia bisa berdaulat pangan dan petani sejahtera.
“Saya dudah berkeliling, hari ini keluhan masyarakat, satu pupuk mahal, obat mahal, panen murah. Inilah kemudian proteksi lalu apa yang mesti kita lakukan kita siapkan, oke pupuknya kalau kurang ada dua cara satu bangun pabrik pupuk, kedua kita mesti geser keorganik dan itu teknologi baru. Wah anak-anak muda anak muda hebat-hebat itu,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"