KONTEKS.CO.ID – Sepatu Pijak Bumi. Ya, itu adalah jenama atau nama merek sepatu yang Ganjar Pranowo kenakan saat melakoni Debat Capres 2024 di Kantor KPU, Selasa 12 Desember 2023.
Ganjar terlihat cool di panggung debat dengan sepatu kasual, paduan kelir putih dan hitam. Sepatunya semakin menarik karena bertuliskan “Sat Set”, jargon kampanyenya dalam mengatasi beragam masalah rakyat.
“Ini sepatu karya anak muda Indonesia. Sepatunya menarik karena ada tulisan Sat Set. Waktu saya mau debat capres, ada anak (muda) yang kirim pesan ke saya, mau tidak Pak pakai sepatu saya. Saya lihat sepatunya dan menarik, wah saya mau banget,” kata capres nomor urut 3 itu di kediamanmya, Rabu 13 Desember 2023.
Apa Itu Sepatu Pijak Bumi?
Sepatu merek Pijak Bumi adalah hasil produksi perusahaan sepatu lokalan asal Bandung, Jawa Barat. Produksinya sendiri berawal dari cerita di kosan Rowland Alfales, pendiri sekaligus pendesain sepatu tersebut.
10 tahun lalu, sepatu Rowland hilang di kosannya. Itu baru ia sadari ketika akan berangkat kuliah. Kemudian ia mencari sepatu pengganti di factory outlet (FO).
Namun, seperti kebanyakan mahasiswa, Rowland hanya punya bujet pas-pasan, sementara harga sepatunya di atas kemampuannya. Alhasil, sepatu yang terpajang di FO tak sanggup ia bawa pulang.
Singkat cerita, berbekal modal dari kocek sendiri senilai Rp10 juta-15 juta, Rowland merekayasa sendiri brand sepatu miliknya. Dan usaha itu pun berlanjut sampai akhirnya tergunakan oleh Ganjar.
Berdiri Sejak 2016, Punya Mimpi Tembus Pasar Sepatu AS
Merek Pijak Bumi resmi hadir tahun 2016. Namanya sesuai dengan visi perusahaan, yakni membuat produk Indonesia terterima oleh pasar di luar negeri.
Nama Pijak Bumi sendiri sudah berhasil menancapkan diri ke pasar global. Mereka baru saja unjuk karya di pameran MICAM Milano, Italia, pada September 2022 lalu. Yakni ajang pameran alas kaki dubua yang seringkali menjadi barometer untuk dealer pasar dunia.
Dalam pameran tersebut, Pijak Bumi memamerkan sepatu yang terbuat dari bahan atau material ramah lingkungan. Misalnya, serat eceng gondok, kenaf, batok kelapa, hingga daur ulang kapas.
“Saat ke sana (pameran MICAM Milano), kami umurnya baru enam tahun. Sementara merek di depan, samping kanan dan kiri sudah terkenal dan usianya ratusan tahun. Meskipun masih baru, tapi kami di sana juga dapat spotlight,” tutur Rowland Asfales.
Menurut dia, mereka mendapatkan spotlight karena material yang Pijak Bumi gunakan tidak ada di sepatu merek lain yang hadir di sana.
“Yang kami pakai material asli dari Indonesia. Contohnya, tenun, serat eceng gondok, batok kelapa. Jadi buyer-buyer luar negeri banyak yang melirik, sebab materialnya sangat lokal. Ini jadi nilai plus,” ujarnya.
Lirikan para buyers telah menyadarkan Rowland bahwa sumber daya alam asli Indonesia ternyata mempunyia nilai jual tinggi di pasar global.
Di ajang ini pula desain sepatu mereka diakui dunia. Sepatu Pijak Bumi mendaparkan penghargaan 12 Emerging Designers di MICAM Milano, Italia, 2020.
Menurut dia, perusahaannya memiliki mimpi setinggi langit. Mereka ingin Pijak Bumi tak hanya bermain di pasar alas kaki nasional, tapi juga merambah pasar global. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"