KONTEKS.CO.ID – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membantah Indonesia sedang mengalami kondisi deindustrialisasi.
Hal ini tercemin dari aktivitas industri manufaktur yang semakin bergeliat, meski di tengah melambatnya ekonomi global.
Menperin Agus menyampaikan, berbagai data dan indikator menunjukkan kinerja industri manufaktur di tanah air mengalami tren yang positif hingga akhir tahun 2023.
“Secara konsisten, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional masih yang tertingi,” ujarnya dilansir dari siaran pers, Kamis 14 Desember 2023.
Dia lantas menjelaskan, pada triwulan III tahun 2023, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB memberikan sumbangsih hingga 18,75 persen.
Artinya, kata Agus, industri manufaktur masih berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Agus juga menyampaikan, industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20 persen pada triwulan III-2023. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,94 persen pada periode yang sama.
“Bahkan, jika melihat data investasi di Indonesia, industri manufaktur berkontribusi hingga 40 persen. Selanjutnya, kontribusi industri manufaktur terhadap ekspor nasional mencapai 73 persen,” sebut Agus.
Merujuk data-data tersebut, Agus menegaskan Indonesia tidak sedang mengalami kondisi deindustrialisasi.
“Saya juga ingin menyampaikan data lain yang memperkuat Indonesia sedang mengalami ekspansi dari sektor industri manufakturnya. Yakni hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian pada bulan November 2023 menunjukkan angka 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023,” paparnya.
Sejak November 2022 lalu, angka IKI selalu berada di atas level 50 yang menandakan dalam fase ekspansi.
Capaian positif ini juga sejalan dengan hasil Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang bertahan hingga 27 bulan terakhir berturut-turut berada di atas poin 50. Ini juga menandakan Indonesia dalam fase ekspansi.
“Capaian ini menjadi rekor bagi kita karena selama 27 bulan berada di tahap ekspansi,” katanya.
Agus menambahkan, hanya ada dua negara di dunia yang mencatatkan PMI di atas level 50 selama 25 bulan berturut turut, yakni Indonesia dan India.
Ini melampaui dari negara-negara industri lainnya seperti China, Jepang, Korea, dan Amerika.
S&P Global melaporkan, PMI Manufaktur Indonesia pada Novemer 2023 menguat ke level 51,7 . Angka ini meningkat 0,2 poin dari Oktober 2023 yang berada di posisi 51,5.
“Melalui kinerja yang gemilang ini, tentu kami akan terus berupaya maksimal untuk semakin meningkatkan performa sektor industri manufaktur, termasuk mengembalikan kontribusi terhadap PDB nasional hingga 20 persen,” tutur Agus.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"