KONTEKS.CO.ID – Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi turut menyoroti meledaknya smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Sulawesi Tengah.
Fahmy menilai, meledaknya tunggu pabrik pengolahan nikel tersebut makin membuktikan bahwa investor mengabaikan standar keselamatan kerja di pertambangan.
“Meledaknya smelter di Morowali makin membuktikan bahwa investor smelter abaikan mining safety standar. Ada indikasi bahwa pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor ketimbang keselamatan kerja karyawan,” ujar Fahmy dalam keterangannya, Selasa, 26 Desember 2023.
Fahmy melanjutkan, penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya mengacu pada standar internasional.
“Bukan standar nasional maupun standar China. Investor China biasanya cenderung minimizing cost, termasuk mining safety cost,” ucap Fahmy.
Sehingga, ia meminta pemerintah harus memberlakukan safety international standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China.
“Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan safety system. Lalu secara reguler diadakan safety audit untuk memastikan safety system bekerja sesuai safety standar,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan mengemukakan, perkembangan hingga pukul 16.15 WITA, diketahui situasi di lokasi kejadian sudah terkendali.
Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi sebanyak 16 orang. Sementara itu, sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas.
Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.
Menurutnya, tungku smelter No.41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.
Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
“Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya,” ujar Dedy.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"