KONTEKS.CO.ID – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi tren tambang bawah tanah akan semakin banyak di masa mendatang.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif mengatakan, tren tersebut akan terjadi mengingat semakin sedikitnya cadangan dekat permukaan.
Meski biaya lebih tinggi dalam kegiatan pertambangan, tambang bawah tanah memiliki risiko kerusakan yang lebih kecil dibanding dengan permukaan.
“Tren tambang bawah tanah akan semakin banyak di masa depan mengingat semakin sedikitnya cadangan dekat permukaan. Meski memiliki tantangan berupa biaya investasi yang relatif besar, teknologi yang semakin canggih dan ketersediaan sumber daya manusia namun memiliki peluang pengurangan risiko dampak lingkungan,” kata Irwandy seperti dikutip, Kamis 28 Desember 2023.
Irwandy menjelaskan, biaya operasi tambang bawah tanah lebih tinggi karena adanya biaya tambahan untuk ventilasi, penyanggaan, dan sebagainya.
Biaya operasional tambang bawah tanah kira-kira dua kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka.
Adapun biaya modal atau kapital tambang bawah tanah kira-kira 3-4 kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka.
“Biaya penambangan bawah tanah memang lebih besar dari tambang terbuka, tapi dengan adanya disruption technologies beberapa biaya bisa terpangkas terbuka,” jelasnya.
Sementara itu, peluang dan masa depan tambang bawah tanah di Indonesia akan semakin meningkat karena berbagai hal.
Di antaranya semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat permukaan untuk ditambang.
Dengan kata lain, bertambahnya kedalaman deposit akan menyulitkan bila penambangannya dengan sistem tambang terbuka.
Hal itu karena terbatas oleh Stripping Ratio dan ditemukannya teknologi baru dalam peralatan tambang bawah tanah.
“Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, serta berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila penambangan semakin dalam menjadi alasan selanjutnya,” tambah Irwandy.
Irwandy membeberkan, potensi tambang batu bara bawah tanah di Indonesia masih sangat besar.
Misalnya di Barito dan Asam-Asam Basins dengan 6 Block yang ada potensi yang terdapat di dalamnya dengan total potensi 530.711 MTon.
Kemudian di Kutai dan Tarakan Basins dari 13 Block yang ada terdapat potensi 12,344.515 MTon. Di South Sumatera Basins, dari 20 Block yang ada terdapat potensi total 20,658.330 MTon batubara.
Saat ini, selain PT. Sumber Daya Energi (SDE) yang baru saja meresmikan produksi pertama tambang bawah tanah, terdapat 15 perusahaan tambang batu bara bawah tanah lainnya di Indonesia.
Antara lain, CV Air Mata Emas dan PT Nusa Alam Lestari di Sumatera Barat, PT Merge Mining Industri Kalimantan Selatan, PT Kusuma Raya Utama di Bengkulu, PT Gerbang Daya Mandiri Kalimantan Timur, PT Sumber Daya Energi, PT Vipronity Power Energy, PT Sugico Pendragon Energi dan PT Indonesia Multi Energi di Kalimantan Selatan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"