KONTEKS.CO.ID – Terowongan Sicumdawu tidak retak akibat gempa Sumedang yang terjadi menjelang tahun baru 2024 lalu.
Retakan yang tampak tersebut merupakan tumpukan debu atau kotoran yang menempel pada permukaan beton yang tidak rata sehingga tampak seperti retakan.
Hal itu sesuai dengan penjelasan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
Dia pun memastikan terowongan tidak retak akibat gempa Sumedang dan masih aman untuk dilalui.
“Hasil pengukuran melalui SHMS (Structural Health Monitoring System) tidak menunjukkan adanya efek kerusakan struktur terowongan akibat gempa. Secara struktur terowongan ini masih aman untuk dilalui,” ujar Basuki dalam keterangannya, Jumat 5 Januari 2024.
Berdasarkan pengukuran SHMS, regangan akibat gempa bumi pada 31 Desember 2023 dan gempa susulan pada 1 Januari 2024 relatif kecil dibandingkan dengan yang tercatat sehari-hari akibat perubahan suhu.
Sehingga pengaruh gempa selama dua hari tersebut tidak menyebabkan deformasi yang signifikan pada struktur Terowongan Cisumdawu.
Deformasi atau canggaan adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek.
“Jadi suhu siang-malam atau panas-dingin itu menyebabkan adanya regangan pada terowongan. Dampak dari gempa kemarin lebih kecil dari pengaruh perbedaan suhu harian pada terowongan ini,” jelas Basuki.
Basuki menjelaskan, terowongan ini lengkap dengan expansion joint untuk menyerap regangan tersebut.
“Jadi secara struktural aman,” lanjutnya.
Basuki juga memastikan, seluruh jembatan di sepanjang Tol Cisumdawu telah menjadli pemeriksaan secara langsung oleh Kementerian PUPR dan KKJTJ pascagempa bumi. Hasilnya aman untuk dilalui.
Selain itu, tiga bendungan besar yang berada dekat dari pusat gempa di Sumedang juga telah menjalani pemeriksaan secara seksama.
Hasilnya, Bendungan Jatigede, Sadawarna dan Cipanas juga dalam kondisi stabil dan aman.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"