KONTEKS.CO.ID – Pertamina terima dana kompensasi BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi sebesar Rp132,44 triliun dari pemerintah.
Hal tersebut merupakan pembayaran dana kompensasi triwulan I-III 2023 sebesar Rp82,73 triliun, tahun 2022 sebesar Rp49,14 triliun dan 2021 sebesar Rp569 miliar.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, dana kompensasi tersebut merupakan kompensasi selisih harga jual formula dan harga ecer di SPBU atas kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) solar dan Jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite.
“Dana kompensasi sudah masuk kas perseroan dan ini merupakan wujud dukungan penuh pemerintah kepada Pertamina untuk menjaga keberlangsungan layanan operasional BBM bersubsidi,” ujar Nicke dalam keterangannya, Jumat 5 Januari 2024.
Langkah Pertamina agar BBM Subsidi Tepat Sasaran
Nicke melanjutkan, Pertamina akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal menyasar mereka yang berhak mendapatkannya.
Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM bersubsidi di SPBU secara real time.
Secara detail, berikut langkah Pertamina terkait penggunaan teknologi informasi:
Pertama, program penguatan sarana dan fasilitas digitalisasi di SPBU. Hasilnya semakin banyak SPBU yang terkoneksi dengan sistem digitalisasi Pertamina, sehingga memudahkan monitoring dan pengawasan.
Kedua, Pertamina mengembangkan alert system yang mengirimkan exception signal yang dimonitor langsung oleh command center Pertamina dan ditindaklanjuti oleh tim di lapangan.
Sejak implementasi exception signal pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai USD 200 juta atau sekitar Rp3,04 trilliun.
Ketiga, Pertamina terus meningkatkan kerja sama dengan aparat penegak hukum.
Hal ini guna meningkatkan pengawasan dan penindakan kegiatan penyalahgunaan BBM bersubsidi yang tidak sesuai peruntukannya.
Keempat, Pertamina mendorong masyarakat mendaftar program subsidi tepat via website.
Tujuannya untuk mengidentifikasi konsumen yang berhak dan memonitor konsumsi atas solar dan Pertalite.
Di samping itu, Pertamina juga terus melakukan efisiensi biaya operasional, baik di tingkat holding maupun subholding.
Sampai dengan November 2023, realisasi program efisiensi biaya di Pertamina Group telah mencapai USD 984,17 juta atau sekitar Rp14,99 triliun.
Selain itu, Pertamina mengajak masyarakat unntuk mengonsumsi BBM secara bijak termasuk mulai mengonsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"