KONTEKS.CO.ID – Ekonom senior, Faisal Basri, menyebutkan program bantuan sosial atau bansos dalam bentuk tunai lebih baik ketimbang paket sembako.
“Secara teori ekonomi paling keren kasih tunai, sehingga bisa tergunakan sesuai dengan kebutuhan,” kata Faisal kepada Konteks, Jumat 26 Januari 2024.
Faisal pun membeberkan beberapa alasan bansos tunai lebih efektif ketimbang paket sembako.
Pertama, kebutuhan setiap keluarga berbeda-beda. Misalnya, beras dan gula tidak cocok untuk penderita diabetes.
“Jadi kebutuhan orang tua itu vitamin, beras tidak makan lagi karena diabetes,” sebut Faisal.
“Sekarang sembako semua sama beras, minyak goreng. Orang yang kolesterol tidak tersarankan yang goreng-ggorengan, jadi kebutuhannya beda-beda,” jelasnya lagi.
Lanjut kata Faisal, untuk keluarga yang memiliki balita bisa membeli susu jika mendapatkan bansos uang tunai.
“Jadi idealnya rakyat punya rekening di bank langsung tertransfer ke rekening. Satu orang dapat Rp100.000 itu tidak bisa dipotong-potong,” saran Faisal.
Di sisi lain, Faisal menyebut penyaluran bansos dalam bentuk paket sembako juga rentan terkorupsi.
“Kalau sembako ada panitia pengadaan dulu, packaging, ongkos transpor 30 persen hilang. Jadi harusnya rakyat nikmati, tapi 30 persen tercecer di mana-mana dan ada potensi korupsi,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, Faisal menyebutkan bahwa saat ini bansos dapat terpolitisasi menjelang Pemilu 2024.
Faisal menilai politisasi bansos terjadi karena Presiden Jokowi kerap turun langsung tanpa melibatkan kementerian terkait yang memiliki otoritas itu.
“Tidak tersalurkan Kementerian Sosial, langsung terambilalih dan tidak etis bagi-bagi dari mobil, kemudian ia bagikan di istana atau di Jawa Tengah,” tandasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"