KONTEKS.CO.ID – Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) turun pada akhir 2023. Kondisi itu akibat defisit APBN yang terjaga rendah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan informasi tersbeut saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan I Tahun 2024, Selasa, 30 Januari 2024.
APBN pada 2023 defisit Rp347,64 triliun atau sebesar 1,65 persen dari PDB.
Nilai itu turun hingga 24,49 persen dari catatan defisit pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp460,42 triliun atau sebesar 2,35 persen dari PDB.
“Dengan perkembangan APBN 2023 yang positif tersebut, rasio utang pemerintah kembali turun,” kata Sri Mulyani.
Dia menambahkan, rasio utang pemerintah terhadap PDB pada 31 Desember 2023 sebesar 38,59 persen dengan nilai utang sebesar Rp8.144,69 triliun.
Rasio ini turun jika melihat posisi akhir Desember 2022 sebesar 39,57 persen namun secara nominal naik. Itu karena pada akhir 2022 nilai utang Rp7.733,99 triliun.
“Turun rasionya menjadi 38,6 persen dari PDB dari tahun 2022 yang sebesar 39,57% dari PDB. Jadi ini adalah cerita tentang kinerja ekonomi yang positif, konsolidasi fiskal yang kredibel dan efektif, dan pengelolaan fiskal yang hati-hati namun tetap responsif terhadap situasi ekonomi kita,” ucap Sri Mulyani.
Sebagai informasi, rasio utang akhir 2023 masih di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2023-2026 di kisaran 40 persen.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"