KONTEKS.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal pemerintah menyerahkan bantuan sosial atau bansos berupa beras menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Jokowi menyebut alasan pemerintah mengucurkan bantuan pangan tersebut karena naiknya harga beras yang terpicu gagal panen di hampir semua negara.
“Kenapa bantuan beras ini kita berikan? Karena memang di seluruh dunia, di semua negara itu harga berasnya terkerek naik semuanya, naik. Kerena apa? Panennya banyak yang gagal, panennya banyak yang puso,” ujar Jokowi dalam keterangannya, Selasa 30 Januari 2024.
Hal tersebut Presiden Jokowi ungkap saat menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Purwomartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan, perubahan iklim menyebabkan kegagalan panen. Akibatnya, 22 negara menghentikan kebijakan ekspor berasnya.
Mereka lebih memprioritaskan beras untuk kebutuhan di dalam negerinya.
“Oleh sebab itu, kita kesulitan untuk membeli beras di negara-negara lain karena beras mereka pakai sendiri untuk rakyatnya,” imbuhnya.
Untuk itu, Kepala Negara selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.
Dengan demikian, suplai beras menjadi melimpah sehingga bisa lebih menekan harga beras.
“Kalau produktivitas padi kita turun seperti tahun kemarin, harga pasti otomatis naik karena suplainya tidak cukup, otomatis harga pasti naik. Itu kejadian di semua negara,” ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, pemerintah memberikan bantuan pangan berupa beras seberat 10 kilogram per bulan kepada sekitar 22 juta penerima manfaat.
Menurutnya, bantuan tersebut akan diterima hingga bulan Juni 2024 dan bisa diperpanjang jika anggaran negara mencukupi.
“Yang paling penting bapak ibu, Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni diberikan bantuan. Juli malah keterusan. Sementara sampai Juni. Nanti kalau APBN kita hitung-hitung cekap, bisa dilanjutkan lagi,” tandasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"