KONTEKS.CO.ID – Lonjakan impor bahan makanan membayangi program makan siang gratis Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko menyebut, program makan siang gratis ini membutuhkan pasokan beras sebanyak 6,7 juta ton per tahun.
Selain itu juga daging ayam sebanyak 1,2 juta ton dan daging sapi 500.000 ton per tahun.
Juga membutuhkan 1 juta ton daging ikan, sayur mayur dan buah‐buahan termasuk 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Persusuan Nasional, Teguh Boediyana menyebut, impor daging sapi atau kerbau per tahun sudah di atas 250.000 ton.
“Jadi, dipastikan program makan gratis akan meningkatkan impor daging,” katanya seperti redaksi kutip dari CNN Indonesia, Kamis, 22 Februari 2024.
Terkait susu, dia menjelaskan, penerima manfaat makan siang dan susu gratis nantinya akan didominasi mereka yang bukan konsumen susu karena faktor ekonomi.
Artinya, program ini akan meningkatkan jumlah konsumsi susu nasional. Padahal saat ini, 80 persen kebutuhan susu masih harus impor.
Program makan siang dan susu gratis ini menurutnya menuntut paya radikal dari pemerintah jika mau kebutuhan tersebut terpenuhi dari dalam negeri.
Untuk menggenjot produksi daging dan telur ayam menurutnya masih relatif lebih mudah.
“Tapi menggenjot produksi susu dan daging sapi lebih berat. 20 tahun program swasembada daging sapi gagal,” kata Teguh.
Perlu adanya perbaikan kualitas sapi dan populasi sapi perah. Perlu ada impor sapi perah dalam jumlah tidak sedikit.
“Produksi susu segar yang ada saat ini masih rendah dan kurang untuk memenuhi industri pengolahan susu,” katanya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"