KONTEKS.CO.ID – Nilai ekspor nikel hasil hilirisasi semakin melangit tembus Rp500 triliun.
Sebelum ada hilirisasi, sektar periode 2017-2018, Kementerian Investasi atau BKPM mencatat nilai ekspor bijih nikel Indonesia hanya senilai USD3,3 miliar atau sekitar Rp51,2 triliun kurs saat ini.
Proyek hilirisasi nikel inilah yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo.
“Saat sebelum ada industri smelter, kita mengekspor mentah bertahun-tahun. Ekspor yang hanya mentahan nikel, nilainya setiap tahun kurang lebih Rp30 triliun. Begitu smelter dibangun ekspor kita mencapai Rp500 triliun,” katanya dalam acara Pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dikutip Sabtu, 9 Maret 2024.
Presiden Jokowi menegaskan, proyek hilirisasi ini tak hanya berbuah manis untuk perusahaan.
Penerimaan negara juga terkerek naik seperti pajak perusahaan, pajak penghasilan karyawan, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Selain itu, Indonesia juga akan mendapat tambahan dari dividen yang besar jika ikut andil dalam perusahaan tersebut.
Maka dari itu, bukan hanya perusahaan yang menerima untung tapi juga negara karena mendapatkan penerimaan yang besar.
Maka dari itu, suksesnya hilirisasi ini, kata Presiden Jokowi, juga harus diikuti oleh produk lain.
Bahkan tak hanya produk tambang seperti tembaga dan timah, tapi juga sektor perkebunan, perikanan, kelautan, pertanian.
“Kita harus mulai hilirisasikan dengan kesempatan nilai tambah dalam negeri dan membuka kesempatan kerja yang tinggi,” kata Jokowi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"