KONTEKS.CO.ID – Serikat Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia (SPPSI) Jakarta menggelar acara bertajuk Tasyakuran HUT ke-23 di Jalan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat 22 Maret 2024.
Adapun kegiatan tersebut juga terlaksanakannya buka puasa bersama. Kemudian berlanjut dengan pemberian santunan anak yatim dari Yayasan Anak Yatim Al-Huda.
Selain itu, santunan juga terberikan kepada para pekerja pendukung perusahaan seperti sekuriti, tukang parkir, cleaning service, dan lainnya.
Dalam kegiatan ini, SPPSI menyoroti pergantian pemerintahan yang biasanya tersusul oleh pergantian pimpinan di perusahaan tambang minyak dan gas bumi negara, Pertamina.
Diharapkan sosok yang bakal memimpin perusahaan milik negara tersebut punya keahlian khusus di bidang pertambangan. “Siapapun sosok yang pemerintah tunjuk untuk menduduki pimpinan Pertamina, kami siap bekerja sama,” kata Ketum SPPSI Jakarta Mohammad Anis, melansir Sabtu 22 Maret 2024.
Menurut Mohammad Anis, organisasi pekerja yang ia pimpin siap untuk bekerja sama. Namun pihaknya berharap sosok pemimpin masa depan harus bisa membesarkan dan menyatukan perusahaan pelat merah tersebut.
SPPSI Jakarta Minta Status Pertamina Regulator dan Operator
“Pemimpin masa depan haraannya dapat mempersatukan anak-anak perusahaan. Sehingga Pertamina menjadi makin besar dan mendapat kewenangan sebagai operator sekaligus regulator,” ungkapnya.
“Sejak Pertamina cuma berwenang sebagai operator, maka fungsinya tidak efektif dan tidak efisien,” sambungnya.
Kemudian, kata Mohammad Anis, jika Pertamina terpercaya sebagai operator dan regulator, pengelolaan hasil tambang dari hulu hingga hilir akan lebih efektif dan efisien.
Pemerintahan baru nantinya harus mampu mengakomodir aspirasi pekerja sebagaimana yang terserukan oleh SPPSI Jakarta. Sebab untuk memilih sosok yang ahli di bidang pertambangan minyak dan gas, tidak harus dari internal perusahaan.
Karena orang dari luar Pertamina yang mempunyai keahlian khusus juga dapat memajukan perusahaan dengan alasan menguasai bidang tersebut.
“Kita butuh pemimpin yang benar-benar menguasai bidang tersebut. Orang yang punya naluri di bidang pertambangan,” jelas Anis.
“Karena sesuatu hasil tambang yang belum terangkat dari bumi, belum diketahui ujudnya. Untuk itulah kita perlu sosok pimpinan yang paham soal itu,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"