KONTEKS.CO.ID – Warga Bali patut sumringah karena terhindar dari urusan pemadaman bergilir, pasalnya empat pembangkit listrik resmi dioperasikan pada Selasa 1 November 2022 dalam rangka persiapan KTT G20.
Keempat sumber setrum tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara di Nusa Dua, Badung berkekuatan 100 kWp, PLTS Atap sebesar 10 kWp, PLT Hybrid kapasitas 3,5 MW di Nusa Penida, Klungkung dan relokasi PLT Gas Grati 1×100 megawatt MW dari Jawa Timur ke Pesanggaran.
Gubernur Bali I Wayan Koster dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo meresmikan pembangkit listrik tersebut dan sekaligus memperingati Hari Transisi Energi di ITDC, Nusa Dua, Badung, Bali. Pada kesempatan tersebut gubernur optimis pulau dewata akan mengucapkan selamat tinggal pada energi fosil, terlebih jika suplai listrik dari Paiton, Jawa Timur, yang berkapasitas 340 MW akan difungsikan menjadi reserve sharing, apabila pembangkit energi listrik di Bali sudah mampu memenuhi kebutuhan listriknya.
Lebih lanjut ia mengatakan kemandirian energi akan meningkatkan pengelolaan pariwisata, “melalui ketersediaan energi yang memadai, ekosistem alam yang bersih, budaya yang kuat, serta ditambah dengan kualitas infrastruktur dan transportasi yang baik, Bali akan naik kelas di mata dunia,” katanya dalam keterangan tertulis.
Hal ini sebagai langkah nyata mendukung net zero emission di tahun 2060 yang sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali guna mewujudkan Bali mandiri energi dengan energi bersih.
Selain itu, momentum Presidensi G20 yang membahas tiga isu utama, yaitu arsitektur kesehatan global, percepatan teknologi digital, dan transisi energi bersih, diharapkan dijadikan momentum untuk mendorong langkah untuk melakukan percepatan dalam penerapan energi bersih.
Sementara, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan saat ini pemanasan global dan permasalahan iklim lainnya telah menjadi salah satu isu utama yang akan dibahas pada acara Presidensi G20, sehingga dibutuhkan upaya antisipasi dan penanganan oleh berbagai negara.
Indonesia sebagai lokasi penyelenggara Presidensi G20 diharapkan dapat memimpin keberhasilan tersebut dengan diawali dari Bali. “Kami PLN tidak mungkin menangani sendirian masalah ini, apabila negara-negara dunia tidak mengambil langkah-langkah yang tepat, diperkirakan pada tahun 2060 terjadi emisi karbon mencapai satu miliar ton emisi CO2, sehingga upaya yang harus dilakukan salah satunya melalui transisi energi baru terbarukan,” tutup Darmawan. ***
Laporan: Kontributor Bali, M. Dafi
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"