KONTEKS.CO.ID – PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menghadapi perubahan dalam struktur manajemen. Satu komisaris dan dua anggota direksi perseroan mengundurkan diri.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, April 2024, Perseroan mengumumkan, Roy Atmadja selaku Direktur Perseroan, Lydiawati Kurniawan selaku Direktur Perseroan, dan Roy Nicholas Mandey selaku Komisaris Independen Perseroan mengajukan pengunduran diri.
Surat pengunduran diri tersebut telah diterima pada tanggal Senin, 15 April 2024.
Perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada 8 Mei 2024 nanti.
Meskipun terjadi perubahan dalam struktur manajemen, manajemen MPPA menegaskan, tidak ada dampak yang signifikan dari pengunduran diri tersebut.
Terutama terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan.
“Tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.
Kinerja Keuangan MPPA
Selain pengumuman pengunduran diri, MPPA juga mengumumkan kinerja keuangannya selama tahun 2023.
Perusahaan mencatatkan penurunan kerugian dari Rp430 miliar menjadi Rp255 miliar.
Hal itu berkat upaya optimalisasi dan efisiensi sebesar Rp98 miliar.
Meskipun berhasil mengurangi kerugian, MPPA masih mengalami kerugian untuk tahun ketujuh berturut-turut.
Hal ini mencerminkan tantangan yang perusahaan hadapi dalam adaptasi terhadap dinamika pasar ritel.
Dalam laporan keuangannya, MPPA mencatat penurunan penjualan bersih sebesar 1,5 persenn menjadi Rp6,91 triliun sepanjang tahun 2023.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pergeseran dalam belanja ritel, yang menegaskan kemampuan adaptasi MPPA dalam kondisi pasar yang dinamis.
Beban pokok penjualan juga menurun tipis dari Rp5,73 triliun menjadi Rp5,70 triliun. Sehingga laba kotor menjadi Rp1,20 triliun dari sebelumnya Rp1,28 triliun.
Meskipun begitu, upaya pengendalian biaya terlihat dengan menurunnya beban pokok penjualan, beban penjualan, dan beban umum dan administrasi.
Namun, pendapatan dari sewa meningkat dari Rp69,4 miliar menjadi Rp74,9 miliar.
Sementara rugi usaha berhasil menyusut dari Rp210,9 miliar menjadi Rp110,8 miliar.
Aset Perseroan juga turun sepanjang tahun 2023 menjadi Rp3,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,78 triliun.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"