KONTEKS.CO.ID – Konflik yang tengah berkecamuk di Timur Tengah antara Iran dan Israel telah mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membuka peluang impor minyak mentah dari negara lain.
Hal itu sebagai sebagai antisipasi terhadap potensi gangguan pasokan minyak ke Indonesia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menjelaskan meskipun Pertamina telah memiliki kontrak pasokan jangka panjang dengan penjual minyak, pemerintah tetap membuka peluang mencari sumber minyak alternatif.
“Kita membuka kemungkinan banyak tempat dan alternatifnya banyak. Itu identifikasi nanti mana yang paling cocok,” ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Selasa 16 April 2024.
Tutuka menekankan perlunya mengidentifikasi jenis minyak mentah yang akan Indonesia impor.
Pasalnya, karena tidak semua sesuai dengan spesifikasi kilang di Indonesia.
Faktor politik, keamanan negara penghasil, dan kesesuaian jenis minyak dengan kebutuhan dalam negeri menjadi pertimbangan utama dalam proses ini.
Beberapa waktu lalu, Tutuka telah mengungkapkan Indonesia bergantung pada impor minyak mentah dari Nigeria dan Arab Saudi.
Konflik di Timur Tengah, terutama antara Palestina dan Israel, memunculkan kekhawatiran terhadap ketersediaan pasokan minyak mentah global.
“Dalam merespons tensi geopolitik yang memanas, pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi dengan mencari sumber pasokan minyak mentah dari negara lain,” jelas Tutuka.
Meskipun harga minyak saat ini masih dalam kisaran yang stabil, pemerintah mengambil langkah antisipatif untuk memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri tetap terjaga.
“Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja. Sekarang kita impor minyak paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria. Namun, pemerintah siap mencari alternatif lainnya,” tutup Tutuka.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"