KONTEKS.CO.ID – Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) mengalami penurunan yang signifikan, mencapai titik terendahnya dalam empat tahun terakhir, dengan mencapai Rp16.215/US$.
Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini tidak hanya dirasakan di sektor keuangan, tetapi juga secara langsung memengaruhi harga barang-barang impor, termasuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Menurut data dari Refinitiv, pelemahan rupiah terhadap dolar AS ini mencapai 0,28% pada tanggal 17 April 2024, dan dalam satu bulan terakhir saja, rupiah sudah terdepresiasi sebesar 2,3%.
Konsekuensinya, harga barang impor mengalami kenaikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Salah satu sektor yang terdampak adalah industri makanan. Gandum, sebagai bahan baku utama mie instan, menjadi salah satu yang paling terkena dampak.
Indonesia, yang tidak menghasilkan gandum sendiri, harus mengimpor 100% kebutuhan gandumnya. Peningkatan harga gandum secara langsung berdampak pada kenaikan harga mie instan, makanan favorit di Indonesia.
Tidak hanya mie instan, namun juga komoditas lain seperti gula mengalami kenaikan harga yang signifikan. Indonesia mengimpor gula dalam jumlah besar, dengan Thailand sebagai salah satu pemasok utamanya.
Konsumsi gula yang tinggi di Indonesia membuat pelemahan rupiah berdampak langsung pada kenaikan harga gula, baik untuk keperluan memasak maupun untuk membuat minuman manis.
Selain itu, impor susu, kedelai, beras, dan bawang putih juga mengalami peningkatan yang cukup besar.
Semua komoditas ini merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi langsung atau diolah kembali oleh masyarakat Indonesia.
Kenaikan harga impor berpotensi untuk menaikkan harga jual produk-produk olahan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.
Tidak hanya dalam industri makanan, pelemahan rupiah juga berdampak pada harga tempe.
Indonesia, sebagai salah satu pengkonsumsi tempe terbesar di dunia, harus mengimpor kedelai dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan produksi tempe.
Impor Komoditi Indonesia (Dolar USD juta)
- Gandum dan Meslin = 3667.90
- Gula = 2881.11
- Beras = 1789.02
- Kedelai = 1474.65
- Susu = 921.42
- Kakao = 732.28
- Bawang Putih = 661.99
- Tembakau = 633.12
Dengan terus melemahnya rupiah, harga kedelai naik, dan secara langsung mengerek harga jual tempe di pasaran.
Dengan demikian, pelemahan rupiah tidak hanya menjadi masalah ekonomi, tetapi juga berdampak langsung pada keseharian masyarakat.
Kenaikan harga barang-barang impor kebutuhan sehari-hari seperti mie instan, gula, susu, beras, dan tempe menjadi tantangan nyata bagi daya beli masyarakat Indonesia.
Solusi yang terbaik dalam menghadapi situasi ini adalah dengan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah dan diversifikasi produksi lokal untuk mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"