KONTEKS.CO.ID – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, angkat bicara terkait pelemahan tajam nilai tukar rupiah yang mencapai Rp16.000 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir.
Dalam keterangannya melalui akun Instagram resminya, Sabtu, 20 April 2024 lalu, dia membahas dampak pelemahan rupiah pada ekspor dan impor.
Selain itu juga dia tak lupa membahas langkah-langkah antisipasi yang pemerintah ambil.
“Dari sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat. Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.
Meskipun demikian, Sri Mulyani menegaskan pemerintah terus berupaya mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini.
“Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini,” tambahnya.
Sri Mulyani memastikan stabilitas ekonomi makro akan senantiasa terjaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal, dengan berkoordinasi bersama Bank Indonesia.
“Koordinasi dengan Bank Indonesia terus terjalin untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan optimisme terhadap resiliensi ekonomi Indonesia.
Hal ini mengacu pada pengalaman melewati krisis pandemi sebelumnya.
Saat ini, kondisi global saat ini terpengaruhi oleh suku bunga dan inflasi yang tinggi, serta ketegangan geopolitik.
Meski begitu, Sri Mulyani percaya ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai dengan target.
Ini terdukung oleh kekuatan ekspor dan surplus neraca perdagangan.
Pelemahan tajam rupiah ke posisi Rp16.000 per dolar AS terpicu kekhawatiran investor terhadap serangan Iran atas Israel yang memicu gejolak pasar.
Dalam situasi ini, investor cenderung beralih dari aset berisiko seperti rupiah ke instrumen yang lebih aman seperti dolar AS dan emas.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"