KONTEKS.CO.ID – Sempat anjlok akibat efek pandemi, pelaku industri horeka (hotel, restoran dan kafe) di Bali kini sumringah. Pasalnya memasuki kuartal IV 2022, industri ini tumbuh lebih dari seratus persen.
Bahkan tempat F&B disekitar Bali Selatan mampu mengantongi omset hingga Rp 3 juta dan beach club meraup Rp 1 miliar per hari. Hal tersebut diungkapkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana dalam keterangan tertulisnya Kamis 3 November 2022.
Adnyana mencontohkan di daerah Seminyak dan Canggu, Kabupaten Badung, yang aktivitas perekonomiannya sudah normal seperti masa sebelum pandemi. “Jika pemilik modal sudah berani buka restoran hingga kafe, berarti mereka sudah percaya, Bali telah bangkit,” katanya.
Sementara, tingkat hunian kamar hotel dan villa juga dirasakan terus membaik. Pemesanan vila dan resto di daerah Ubud meningkat sejak bulan Agustus. ‘’Bagi kami biasanya November adalah bulan mati, tapi dengan adanya G20, itu menjadi berkah bagi kami,’’ ujar Gede Dananjaya Siadja, pemilik Siadja Gallery, Tanamas Villas dan restoran Ocin.
Sementara, Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bali I Made Mendra Astawa mengatakan peningkatan bisnis restoran dan kafe ini, berimbas pada naiknya permintaan hasil pertanian seperti aneka buah dan sayuran. Namun karena curah hujan yang tinggi, hasil panen dari Bali menjadi tidak optimal. “Namun, demi memenuh besarnya permintaan pasokan tambahan diambil dari Jawa,” ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman termasuk di dalamnya bisnis perhotelan dan restoran. Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menuturkan, Presidensi G20 2022 memberi dampak positif bagi perekonomian Bali sejak Januari. Pertemuan G20 banyak digelar di pulau dewata termasuk puncak KTT G20 pada pertengahan November ini.
‘’G20 menjadi pendorong utama bagi bangkitnya Bali, saat pandemi terjadi ada banyak bisnis yang tutup termasuk restoran dan kafe karena sepi pembeli jadi mereka harus mengurangi beban biaya,’’ tutup Trisno. ***
Laporan: Kontributor Bali, M. Dafi
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"