KONTEKS.CO.ID – Rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.
Penguatan ini merupakan kelanjutan dari tren positif yang sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya, menandakan apresiasi rupiah selama tiga hari berturut-turut.
Menurut data Refinitiv, pada akhir perdagangan kemarin, Rabu 25 April 2024, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp16.150/USD, menguat 0,40% dalam sehari.
Kenaikan ini di luar prediksi mayoritas analis yang memperkirakan BI akan menahan suku bunga.
Eonomom menyambut positif kenaikan suku bunga acuan ini. Mereka melihatnya sebagai langkah tepat untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto menjelaskan kenaikan suku bunga ini memang sudah langkah tepat BI untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Rully menambahkan meskipun kenaikan ini di luar perkiraan konsensus, namun hal ini perlu untuk mencegah pelemahan rupiah yang lebih dalam.
“Saya merasa kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar Rupiah dan mencegah pelemahan lebih dalam lagi,” ungkap Rully.
Dia juga meyakini dampak kenaikan suku bunga ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan terlalu besar.
Justru, jika BI tidak menaikkan suku bunga dan rupiah terus melemah, hal tersebut akan lebih mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Senada dengan Rully, Satria Sambijantoro, Head of Equity Research Bahana Sekuritas, juga berpendapat untuk memperkuat rupiah, kenaikan suku bunga adalah langkah yang perlu.
“Bank Indonesia tampaknya menyadari strategi mengangkat yield di pasar sekunder lewat SRBI dan SBN untuk memperkuat rupiah harus diikuti oleh kenaikan suku bunga,” jelas Satria.
Dia menambahkan, dampak kenaikan BI Rate ke ekonomi riil tidak sebesar yang terbayangkan.
“Ekonomi Indonesia lebih terdorong oleh fiskal, bukan moneter, dan kenaikan BI rate sebesar 25-50bps mungkin belum tentu diikuti oleh penurunan pertumbuhan kredit,” ungkapnya.
Analisis Teknikal Rupiah
Secara teknikal, pergerakan mata uang RI dalam basis waktu per jam menunjukkan tren penguatan.
Terdekat, mata uang RI ini terprediksi dapat melanjutkan penguatannya menuju Rp16.05/USD, yang merupakan area gap up yang terjadi pada 16 April 2024 lalu secara intraday.
Namun, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi pelemahan lanjutan dengan memantau resistance terdekat di Rp16.175/USD, yang didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20.
Jadi, kenaikan suku bunga acuan BI oleh 25 bps menunjukkan langkah proaktif bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar mata uang RI dan mencegah pelemahan yang lebih dalam.
Ekonom pun menyambut positif hal ini dan melihatnya sebagai langkah yang tepat dalam kondisi ekonomi saat ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"