KONTEKS.CO.ID – Harga tembaga mencatatkan rekor kenaikan tertinggi dalam dua tahun pada hari Jumat pekan lalu.
Kondisi ini menunjukkan tanda-tanda pengetatan pasokan dan permintaan di China, negara konsumen logam terbesar di dunia.
Mengutip data dari Nikkei Asia, Senin, 29 April 2024, harga tembaga berjangka tiga bulan di London Metal Exchange melonjak hingga mencapai USD10.000 per ton.
Logam merah yang vital dalam berbagai industri, mulai dari konstruksi hingga kendaraan listrik itu telah naik sekitar 20% sepanjang tahun ini.
Awal tahun ini, pada bulan Januari, harga tembaga berada di sekitar posisi USD8.500 per ton.
Namun harga tembaga sempat mengalami penurunan pada pertengahan bulan Februari.
Kenaikan harga tembaga ini terjadi setelah berita tentang kesepakatan pengurangan produksi terkoordinasi di pabrik peleburan besar di China pada bulan Maret.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap penurunan biaya pemrosesan logam.
Dari sisi permintaan, China melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang kuat secara tak terduga pada kuartal Januari-Maret pekan lalu.
Hal ini mengurangi kekhawatiran akan prospek perekonomiannya dan mendorong permintaan tembaga.
“Dengan indeks dolar yang menurun dibandingkan dengan pertengahan April, investor kemungkinan akan mencari peluang pada kontrak berjangka logam nonferrous,” kata seorang analis di Mizuho Bank.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"