KONTEKS.CO.ID – PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta telah memutuskan menutup pabrik yang mengejutkan banyak orang.
Berdasarkan dialog antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan manajemen perusahaan sepatu Bata pada tanggal 8 Mei, terungkap, penutupan tersebut merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan.
Tujuan dari penutupan pabrik sepatu Bata karena untuk fokus pada bisnis ritel, dalam upaya memulihkan kinerja bisnis yang sempat merosot dalam beberapa tahun terakhir.
Fokus pada Bisnis Ritel
Dalam pernyataan resmi, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, menjelaskan manajemen PT Sepatu Bata Tbk memandang pabrik di Purwakarta sebagai bagian kecil dari keseluruhan bisnis mereka.
Produksi sepatu di sana juga dinilai masih kecil jika dibandingkan dengan produsen sepatu lainnya. Karenanya, penutupan pabrik dianggap sebagai langkah yang realistis.
Komitmen pada Produk Lokal
Meskipun menutup pabrik, PT Sepatu Bata Tbk berjanji untuk tetap mengutamakan produk lokal dalam strategi bisnisnya.
Mereka akan tetap menjalin kerja sama dengan produsen dalam negeri, seperti PT Prestasi Ide Jaya dan enam pabrik lainnya.
Dengan demikian, diharapkan penjualan dapat meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan produksi di pabrik-pabrik tersebut.
Transformasi Bisnis Sepatu Bata dalam Masa Perubahan
Menurut Direktur sekaligus Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko, keputusan untuk menutup pabrik bukanlah sesuatu yang mudah.
Namun, hal ini diambil sebagai bagian dari inisiatif perusahaan untuk menjaga keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Perusahaan akan berfokus pada pengembangan produk-produk baru yang menarik, yang dirancang dan dikembangkan baik oleh Bata maupun produsen lokal mitra di Indonesia.
Nasib Karyawan Pabrik Sepatu Bata Terdampak
Tentu saja, penutupan pabrik tidak hanya berdampak pada perusahaan tetapi juga pada karyawan. Kemenperin mencatat bahwa sejumlah karyawan yang terkena dampak PHK akan dialihkan ke pabrik sepatu lain di sekitar Purwakarta.
Meskipun demikian, Kemenperin menilai langkah pabrik ini kurang tepat, mengingat pertumbuhan industri sepatu nasional yang terus berkembang.
Kemenperin berharap setelah kondisi perusahaan membaik, pabrik ini dapat kembali membuka pabriknya di Indonesia dengan kapasitas yang lebih besar.
Faktor-faktor seperti inefisiensi produksi dan produk yang tidak sesuai dengan selera konsumen menjadi pertimbangan penting dalam keputusan penutupan pabrik di Purwakarta.
Harapannya, dengan fokus pada bisnis ritel dan komitmen pada produk lokal, pabrik ini dapat mengalami pemulihan yang signifikan.
Penutupan pabrik di Purwakarta mencerminkan dinamika bisnis dan perubahan strategis perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar.
Meskipun menimbulkan dampak pada karyawan dan lingkungan sekitar, langkah ini harapannya akan membawa perubahan positif bagi perusahaan dalam jangka panjang, seiring dengan komitmen mereka pada pengembangan produk lokal dan adaptasi terhadap perubahan pasar global.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"