KONTEKS.CO.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan alasan di balik ketahanan ekonomi Indonesia di tengah gejolak global yang melanda banyak negara.
Dalam sebuah seminar ekonomi yang terselenggara di Jakarta baru-baru ini, Airlangga menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar negara maju.
Di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia, terlihat banyak negara maju yang kesulitan menggerakkan roda ekonominya. Namun, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.
Menurut Airlangga, salah satu faktor kunci dalam ketahanan ekonomi Indonesia adalah keseimbangan antara ekspor dan impor.
“DI OECD itu yang dianggap negara maju dengan perkapita di atas USD30.000 per tahun, banyak negara kecilnya. Negara penduduk 5 juta, 10 juta jadi walaupun mereka USD30.000 per tahun, mentok-mentok gak besar-besar amat jadi Indonesia tampil gagah karena pertumbuhan kita tertinggi di OECD dengan inflasi terendah,” kata Airlangga.
Indonesia terus mencatat surplus dalam neraca perdagangannya, dengan nilai ekspor yang lebih tinggi daripada impor.
Hal ini memberikan perlindungan alami terhadap fluktuasi mata uang dan meningkatkan ketahanan ekonomi negara.
Pada saat yang sama, Indonesia juga memiliki cadangan devisa yang cukup besar, mencapai angka yang mengesankan sebesar USD146 miliar.
“Impor kita lebih rendah dari ekspor itu natural hedging, kita punya cadangan devisa USD146 miliar. jadi kita relatif aman,” lanjut Airlangga.
Cadangan devisa yang besar ini memberikan jaminan kestabilan ekonomi dan memberikan perlindungan terhadap potensi krisis keuangan.
Meskipun menghadapi tantangan seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Indonesia tidak sendirian dalam masalah ini.
Airlangga menekankan bahwa hampir semua negara merasakan dampaknya, dan langkah-langkah telah diambil oleh Bank Indonesia untuk menanggapi situasi ini, termasuk menaikkan suku bunga acuan.
Airlangga juga menyoroti pertumbuhan ekonomi yang cukup mengesankan, dengan tingkat pertumbuhan sekitar 5% di Indonesia.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemimpin di kawasan ASEAN maupun di antara negara-negara anggota G20.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Airlangga menekankan pentingnya menjaga arus investasi yang masuk ke dalam negeri dan menjadikannya lebih produktif.
Untuk mencapai hal ini, kerja sama global menjadi kunci, seperti yang ditunjukkan oleh peran Indonesia sebagai tuan rumah G20 yang dihormati dunia.
Dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, transformasi ekonomi menjadi perhatian utama.
Indonesia tertantang untuk terus mengembangkan model ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang dapat memberdayakan masyarakat secara luas dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Dengan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi, memperkuat posisi perdagangan, dan mendorong investasi yang produktif, Indonesia dapat terus menjadi cermin bagi ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"