KONTEKS.CO.ID – Harga emas melonjak meski inflasi Amerika Serikat (AS) naik dan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih mengirim sinyal hawkish.
Pada perdagangan Selasa, 14 Mei 2024, harga emas di pasar spot ditutup di posisi USD2357,97. Angka ini melonjak 0,94% atau hampir 1%.
Kenaikan harga ini menjadi kabar baik setelah harga emas ambruk 1% pada hari sebelumnya.
Namun, pada perdagangan Rabu, 15 Mei 2024), harga emas melemah sedikit menjadi USD2357,20 atau turun 0,03%.
Kenaikan harga emas sehari sebelumnya terjadi meski inflasi harga produsen (PPI) AS mengalami kenaikan yang signifikan dan The Fed masih menunjukkan kebijakan yang hawkish.
Inflasi harga grosir atau PPI secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 2,2% pada April 2024, dari 1,8% pada Maret 2024.
Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi PPI mencapai 0,5% dari deflasi 0,1%.
Dalam pidatonya di Foreign Bankers’ Association di Amsterdam, Belanda pada Selasa (14/5/2024), Chairman The Fed Jerome Powell menyampaikan evaluasi terhadap kondisi ekonomi AS.
Powell mengakui inflasi AS melandai lebih lambat daripada yang dia perkirakan. Namun, The Fed kemungkinan besar akan memberlakukan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama atau higher for longer.
Meski inflasi PPI meningkat dan The Fed tetap hawkish, dolar AS dan imbal US Treasury malah melemah. Ini yang menopang pergerakan harga emas.
Dolar yang melemah membuat konversi pembelian lebih murah sehingga pembelian meningkat.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas menarik.
“Titik resistance emas kini ada di US$ 2.378 per troy ons. Jika mampu melewati batas tersebut maka emas bisa menyentuh USD2.400 per troy ons,” kata analisis dari FX Street, Christian Borjon Valencia.
Dengan demikian, meskipun kondisi ekonomi AS menunjukkan kenaikan inflasi dan sikap hawkish dari The Fed, harga emas masih menunjukkan potensi untuk menguat.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"