KONTEKS.CO.ID – Pada kuartal pertama tahun 2024, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatatkan defisit sebesar USD6 miliar. Hal ini menjadi perhatian serius bagi ekonom karena berpotensi mempengaruhi nilai tukar rupiah dan kebijakan moneter negara.
Berpotensi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini kembali melemah, kinerja NPI yang mencatat defisit ini terutama dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas, yang terpukul oleh perlambatan ekonomi global.
Defisit yang dinilai dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah tersebut terbagi dalam transaksi berjalan senilai USD2,2 miliar dan transaksi modal serta finansial senilai USD2,3 miliar.
Penurunan ekspor nonmigas juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan daya beli masyarakat.
Dampak yang paling nyata dari defisit ini adalah potensi pelemahan nilai tukar rupiah. Sebelumnya, rupiah sempat mencapai titik terlemah pada pertengahan April dengan nilai tembus lebih dari Rp16.200 per dolar AS.
Dengan defisit yang semakin melebar, kebutuhan akan valuta asing meningkat, yang kemungkinan akan memperburuk nilai tukar rupiah.
Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa pelebaran defisit neraca pembayaran akan memberikan tekanan tambahan pada perekonomian.
“Efek dari pelebaran defisit neraca pembayaran mengakibatkan nilai tukar rupiah bisa kembali mengalami pelemahan. Semakin lebar defisit maka kebutuhan valas makin besar,” tutur Bhima, Senin 20 Mei 2024.
Hal ini juga dapat mempengaruhi keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan atau BI-Rate. Upaya untuk menjaga stabilitas mata uang dan ekonomi nasional menjadi semakin penting dalam menghadapi dinamika eksternal yang tidak menentu.
Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter, diharapkan terus mengawasi perkembangan perekonomian global yang berpotensi mempengaruhi kinerja NPI.
Respons yang cepat dan sinergi dengan pemerintah serta otoritas terkait menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Pada penutupan pasar sore ini, rupiah tercatat melemah menjadi Rp15.978 per dolar AS. Meskipun terdapat upaya untuk menjaga stabilitas NPI, tantangan tetap besar mengingat dinamika ekonomi global yang belum menentu.
Oleh karena itu, langkah-langkah kebijakan yang tepat dan koordinasi antarlembaga menjadi esensial dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti ini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"