KONTEKS.CO.ID – Aliansi ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) mencatat tonggak bersejarah dalam perdagangan unilateralnya di tengah penurunan signifikan dolar AS.
Dua negara utama dalam blok ini, Rusia dan India, mencatat pertukaran perdagangan yang mencapai lebih dari USD50 miliar atau sekitar Rp800.000 triliun untuk pertama kalinya.
Menurut Kantor Berita Emirates, Rusia dan India telah memfasilitasi hubungan perdagangan bilateral yang mencatat rekor baru dengan angka mencapai USD17,5 miliar hanya dalam kuartal pertama tahun ini.
Pertumbuhan perdagangan antara kedua negara ini tercatat lebih dari 5% dalam mata uang lokal masing-masing. Ini mengurangi dominasi dolar AS di panggung internasional.
Sepanjang tahun lalu, aliansi BRICS telah secara terbuka mengungkapkan keinginannya untuk mendiversifikasi ekonomi sekaligus mengurangi ketergantungan pada dolar AS (dedolarisasi).
Dalam konteks ini, blok ekonomi BRICS telah berhasil menginstitusionalisasi transisi global dengan banyak negara anggota yang mulai meningkatkan kepemilikan emas dan diversifikasi ekonomi mereka.
Metode ini membuat banyak anggota aliansi lebih mudah beroperasi tanpa menggunakan greenback dalam perdagangan mereka.
Data terbaru menunjukkan, perdagangan bilateral antara Rusia dan India telah mencapai rekor baru di tengah melemahnya dolar AS.
Watcher Guru melaporkan kedua negara telah berkomitmen kuat untuk mengikuti agenda dedolarisasi BRICS. Caranya dengan memfasilitasi penyelesaian perdagangan dalam mata uang lokal.
Rusia, misalnya, telah mengekspor barang senilai lebih dari USD16 miliar ke India selama kuartal pertama. Jumlah ini naik dari USD15,6 miliar pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, ekspor India ke Rusia meningkat sebesar 22% dari tahun lalu, melampaui USD1 miliar.
Selain itu, aliansi BRICS sedang mengembangkan mata uang asli mereka sendiri.
Proyek ini harapannya akan mempercepat inisiatif dedolarisasi blok tersebut.
Langkah ini juga didukung oleh peningkatan akumulasi emas, yang telah mencapai rekor tertinggi. Ini menunjukkan komitmen kuat aliansi terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.
Praktik-praktik ini menunjukkan bahwa dedolarisasi tidak hanya bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar AS, tetapi juga memperkuat ekonomi negara anggota.
Dengan semakin banyak negara yang diperkirakan akan bergabung dengan BRICS pada KTT 2024, semakin banyak negara yang akan mengadopsi praktik-praktik ini untuk mendevaluasi mata uang global.
Penulis Watcher Guru mencatat inisiatif dedolarisasi yang dilakukan BRICS dapat mempercepat akhir dari dominasi dolar AS sebagai mata uang global.
Dengan lebih banyak negara yang bergabung dan mengadopsi praktik dedolarisasi, dominasi greenback di pasar global akan semakin berkurang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"