KONTEKS.CO.ID – Minyak jelantah jadi avtur tengah menjadi program terbaru dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Bahkan Luhut yakin, bisnis bahan bakar pesawat ramah lingkungan alias Sustainable Aviation Fuel (SAF) ini akan mendatang keuntungan hingga Rp12 triliun lebih.
Pengerjaannya sedang pemerintah kebut dengan Pertamina yang menjadi pihak terdepan pengembangannya.
Menurut Luhut, Pertamina telah berhasil menguji coba SAF. “Terpenting adanya nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina. Estimasinya penjualan SAF di dalam negeri dan ekspor bisa mendatangkan keuntungan Rp12 triliun lebih per tahun,” klaim Luhut melalui akun Instagram resmi pribadinya, @luhut.pandjaitan, terlihat Minggu 2 Juni 2024.
Ia menjelaskan avtur ramah lingkungan tersebut akan memaksimalkan minyak jelantah atau hasil minyak kelapa sawit bekas masak.
Pertamina sendiri telah melakukan uji coba statis yang berakhir sukses untuk produk SAF pabrikan dalam negeri. Produksi avtur dari minyak jelantah teruji-cobakan pada mesin pesawat jet CFM56-7B.
Karena itu, Luhut percaya diri SAF produksi Pertamina sudah siap tergunakan pada pesawat komersil secara masif dan meluas. “Ini membuktikan produk Pertamina layak tergunakan pada pesawat komersial,” tambahnya.
IATA memprediksi Indonesia bakal menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan. Asumsinya, kebutuhan bahan bakar untuk pesawat terprediksi mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.
Dengan naiknya aktivitas penerbangan, otomatis emisi karbon industri hasilkan ikut bertambah. Karena itu, perlu intervensi guna mengurangi emisi karbon menjadi hal penting.
Kondisi inilah yang mendorong kebutuhan bahan bakar pesawat di Tanah Air ikut terisi dengan avtur ramah lingkungan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"