KONTEKS.CO.ID – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menargetkan EBITDA sebesar Rp200 miliar pada 2024, melebihi perkiraan RHB Sekuritas yang hanya mencapai Rp113 miliar.
Selama dua tahun terakhir, Bukalapak berhasil melampaui target tahunan mereka, menjadikan tahun ini momen penting untuk membuktikan kemampuan perusahaan.
Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
Menurut RHB Sekuritas, pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, termasuk pertumbuhan PDB yang kuat pada kuartal I-2024, dapat mendukung peningkatan totall processing value (TPV) Bukalapak.
Lebih dari 60% transaksi Bukalapak berasal dari luar Jawa dan Sumatera Utara.
Meski menghadapi tantangan suku bunga tinggi dan kenaikan harga beras, wilayah di luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua mencatat pertumbuhan PDB signifikan. Masing-masing sebesar 6,2%, 6,4%, dan 12,2% (yoy).
Pertumbuhan ini terdorong oleh peningkatan aktivitas pertambangan dan pemurnian logam, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Posisi kuat Bukalapak di luar area tier 1 terprediksi akan mendorong TPV-nya tumbuh 2% (yoy) menjadi Rp 167 triliun.
Kenaikan take rate O2O (online to offline) menjadi 3% pada 2024 diperkirakan akan mendorong pendapatan Bukalapak tumbuh 13% (yoy).
Pada kuartal I-2024, take rate perseroan mencapai 3,2%, sementara take rate dari marketplace stabil di 2,6%.
Efisiensi Biaya Menuju EBITDA Positif
Bukalapak tengah melakukan efisiensi biaya untuk mencapai EBITDA positif.
Pada 2023, perseroan berhasil mengurangi biaya SG&A (penjualan, umum & administrasi) sebesar 48% (yoy) menjadi Rp 1,9 triliun.
Jumlah pegawai berkurang 15% menjadi 1.538 orang, dan pada kuartal I-2024 jumlah pegawai kembali berkurang menjadi 1.466 orang.
Bukalapak akan mempertahankan jumlah pegawai ini, sehingga biaya operasional (opex) dapat turun 18% (yoy) menjadi Rp 1,5 triliun tahun ini. Cukup rendah untuk membuat EBITDA perseroan mencapai Rp113 miliar, meskipun masih 57% di bawah target manajemen sebesar Rp200 miliar.
Valuasi dan Rekomendasi RHB Sekuritas
RHB Sekuritas menyebut valuasi Bukalapak tergolong murah, dengan posisi kas bersih berlimpah dan tren laba yang membaik.
RHB mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BUKA, dengan target harga baru Rp180 dari sebelumnya Rp330.
Target harga baru ini berdasarkan pada asumsi EV/sales 2024 sebesar 2,9 kali dan EV/EBITDA 13,6 kali, serta mempertimbangkan posisi kas bersih sebesar Rp15,3 triliun dan 4% diskon ESG. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"