KONTEKS.CO.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif pada pembukaan perdagangan sesi I hari Jumat, 28 Juni 2024.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,3% ke posisi 6.988,78. Sekitar 10 menit kemudian, penguatan IHSG bertambah menjadi 0,83% ke level 7.025,81, dan terus naik hingga 1,06% ke 7.041,52.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini mencapai sekitar Rp3,37 triliun. Volume transaksi sebesar 1,8 miliar lembar saham yang telah ditransaksikan sebanyak 85.940 kali.
Meskipun pasar saham menunjukkan kinerja yang positif, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi ekonomi terkini dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juni 2024.
Salah satu isu utama yang tersorot adalah anjloknya penerimaan pajak hingga 8,4% menjadi Rp760,4 triliun per Mei 2024.
Pada periode yang sama tahun lalu, penerimaan pajak tembus Rp830,5 triliun.
Realisasi ini baru mencapai 36,2% dari target pajak tahun ini yang dipatok sebesar Rp1.988,9 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan setoran pajak yang masih tumbuh pada periode tersebut hanya berasal dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Jumlahnya mencapai Rp282,34 triliun atau naik 5,72%.
Sebaliknya, jenis pajak lainnya mengalami penurunan, termasuk pajak penghasilan nonmigas yang turun 5,41% menjadi Rp443,72 triliun.
Sementara pajak penghasilan migas hanya mencapai Rp29,31 triliun, turun 20,64%.
Penurunan setoran pajak penghasilan tersebut terpicu oleh pelemahan harga komoditas tahun lalu, yang berdampak pada profitabilitas sektor usaha yang terkait komoditas.
Sementara itu, total pendapatan negara dari pajak, bea cukai, PNBP, dan hibah mencapai Rp1.123,5 triliun hingga Mei 2024.
Sri Mulyani juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang berdampak pada lonjakan belanja subsidi.
Hingga Mei 2024, belanja subsidi telah mencapai Rp77,8 triliun. Angka ini naik 3,7% daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp75,1 triliun.
Peningkatan belanja subsidi ini telah terjadi sejak 2022, ketika mencapai Rp75,4 triliun.
Selain itu, pelaku pasar global saat ini menantikan rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS) periode Mei 2024, yang merupakan ukuran inflasi yang dijadikan patokan oleh The Fed.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"