KONTEKS.CO.ID – Proyeksi Shell. Raksasa energi Shell memperkirakan akan mencatat penurunan nilai setelah pajak hingga USD2 miliar. Terutama terkait dengan pabriknya di Singapura dan Rotterdam.
Shell juga mengatakan bahwa perdagangan di divisi gas utamanya akan menurun pada kuartal II-2024.
Penundaan Proyek dan Penurunan Nilai
Pengumuman ini muncul setelah Shell menyatakan pada awal pekan ini bahwa mereka akan menghentikan sementara pembangunan fasilitas biofuel berkapasitas 820.000 metrik ton per tahun di Rotterdam. Hal itu mereka lakukan mengingat kondisi pasar saat ini.
Keputusan ini membuat perusahaan memproyeksikan penurunan nilai nontunai setelah pajak antara USD600 juta dan USD 1 miliar untuk pusat Rotterdam.
Pengumuman hasil kuartal II-2024 dijadwalkan pada 1 Agustus.
Selain itu, Shell mengantisipasi penurunan nilai nontunai setelah pajak sebesar USD600 juta hingga USD800 juta setelah menyetujui divestasi pabrik penyulingan dan bahan kimianya di Singapura pada Mei 2024.
Proyeksi Shell: Kinerja Perdagangan Gas
Perusahaan juga memperkirakan kinerja perdagangan dan optimalisasi pada kuartal II-2024 di divisi gas inti akan sejalan dengan periode yang sama tahun lalu. Tetapi di bawah kuartal pertama 2024 karena faktor musiman.
Analis RBC Capital Markets menyatakan bahwa volume gas alam cair berada sesuai dengan harapan. Sementara produksi hulu lebih kuat dari perkiraan sebelumnya, dan perdagangan minyak memberikan kejutan positif.
Reaksi Analis Keuangan atas Proyeksi Shell
“Ada sesuatu untuk semua orang dalam rilis ini,” ungkap analis RBC Capital Markets.
Positifnya, volume gas alam cair sesuai harapan dan produksi hulu lebih kuat dari perkiraan.
Namun, mereka juga menandai “biaya perusahaan yang lebih tinggi dan hasil yang netral dari divisi bahan kimia” sebagai sisi negatifnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"