KONTEKS.CO.ID – Indonesia telah menarik perhatian dunia berkat kekayaan sumber daya alamnya, utamanya nikel.
Nikel merupakan komponen vital dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). Dengan melonjaknya permintaan global untuk kendaraan ramah lingkungan, Indonesia kini berada di garis depan revolusi energi bersih.
Pasar nikel global menurut perkiraan berpotensi mengalami defisit dalam waktu 16 tahun ke depan.
Menurut data dari Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, produksi nikel global hanya mencapai 2 juta metrik ton pada tahun 2040. Sementara permintaannya menurut perkiraan mencapai 4 juta metrik ton.
Artinya, akan ada kekurangan pasokan sebesar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan nikel sebagai mineral kritis di Indonesia.
Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, mengungkapkan pihaknya memiliki roadmap terkait pengelolaan mineral strategis dan kritis di Indonesia. Terutama yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik.
Menurut Dilo, MIND ID tidak berencana untuk menguasai seluruh komoditas mineral strategis yang ada. Namun, fokus pada mineral yang mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik.
“Kita nggak mau mineral strategis semua kita kuasai, hanya yang penting dan mendukung ekosistem EV battery,” kata Dilo di Jakarta mengutip Senin 8 Juli 2024.
Potensi dan Cadangan Nikel Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, dengan cadangan sumber daya alam yang terbesar di dunia. Indonesia menyumbang 40 persen produksi nikel dunia.
Total, Indonesia memiliki cadangan bijih nikel mencapai 5,3 miliar ton. Hal itu berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023.
Pada tahun 2023, produksi bijih nikel Indonesia mencapai 175 juta ton.
Dengan rata-rata produksi bijih nikel sebesar 175.617.183 ton per tahun, sisa umur cadangan nikel diperkirakan hanya bertahan hingga 30 tahun ke depan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"