KONTEKS.CO.ID – Pembangunan Bandara IKN sulit untuk mencapai target beroperasi pada 1 Agustus 2024 mendatang. Kementerian Perhubungan menyebut cuaca hujan jadi penyebabnya.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, tantangan terbesar pembangunan Bandara IKN adalah hujan.
Menhub mengungkapkan, belakangan ini hujan terjadi terus-menerus di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk itu, ia menginstruksikan agar modifikasi cuaca terus tertingkatkan dalam beberapa bulan ke depan. Ini supaya pembangunan bandara IKN menjadi optimal.
“Dari pembicaraan saat rapat dan pengalaman yang saya alami sendiri di lapangan, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur di IKN adalah cuaca. Perlu terketahui, curah hujan di Kalimantan Timur cukup tinggi dalam satu bulan terakhir, bahkan hanya delapan hari cuaca cerah. Oleh karena itu modifikasi cuaca menjadi keharusan,” beber Budi Karya Sumadi, mengutip Minggu 14 Juli 2024.
Dari total 30 hari, sambut Menhub, terhitung hanya 8 hari yang cerah di kawasan IKN. Jika kondisi ini terus terjadi, maka target pembangunan sejumlah fasilitas Bandara IKN berpotensi mundur dari rencana awal.
Pembangunan Bandara IKN Terbantu Modifikasi Cuaca
BMKG sendiri telah mengupayakan modifikasi cuaca dan umumnya berhasil mengurangi intensitas hujan.
“Saya minta modifikasi cuaca di wilayah Kalimantan Timur dapat ditingkatkan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan. Saya berharap langkah ini dapat menunjang percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan IKN secara keseluruhan,” katanya.
Budi menambahkan, pembangunan landasan pacu fungsional airport IKN untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia terupayakan hingga 2.200 meter. Adapun pengerjaan landasan pacu oleh Kementerian PUPR ini berlangsung dengan sangat baik, sesuai prosedur, dan terpastikan telah memenuhi keamanan berstandar internasional.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui video conference, mengatakan, sejak 1 Juni sampai 12 Juni 2024 saat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) belum mereka terapkan, hujan terus turun di IKN. Kemudian setelah ada penerapan TMC, tanggal 14 Juni sampai 16 Juni 2024 praktis tidak ada hujan.
Akan tetapi, pada 7 Juli 2024, sebenarnya sudah ada peringatan dini tentang fenomena Madden Julian Oscillation. Yakni semacam anomali cuaca yang notabene sudah terprediksi beberapa hari sebelumnya.
“Memang tampaknya dengan anomali yang sangat kuat, ini (hujan) tidak bisa ditanggulangi,” kata Dwikorita. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"